Warna Cerah di Perkotaan Bantu Warga Lebih Bahagia


KEHADIRAN warna-warna cerah dan bernuansa alam di perkotaan disebut dapat meningkatkan kebahagiaan warganya. Hal itu diketahui dari studi yang dilakukan tim peneliti dari University of Lille, Perancis.

 

Dilansir dari theguardian.com, Sabtu, (18/6), studi tersebut dilakukan bukan secara langsung di wilayah perkotaan  dan melibatkan manusia sebagai objeknya. Para ilmuwan melakukan penelitian dengan menggunakan perangkat teknologi virtual reality (VR).

 

Studi dilakukan dengan melibatkan 36 pertisipan untuk hadir dalam ruang penelitian dengan menggunakan perangkat headset VR. Perangkat VR tersebut dilengkapi dengan sensor pemantau aktivitas mata. Selain itu juga terpasang pemantau detak jantung.

 

Alat sensor tersebut akan merekam setiap aktivitas dan reaksi mata setia orang di dalam perangkat VR ketika disuguhkan pemandangan dengan ragam warna. Warna-warna tersebut dihadirkan dalam bentuk gambar tiga dimensi sebuah perkotaan. Kemudian, peneliti membandingkan reaksi mata para partisipan ketika disuguhkan tampilan nuansa kota yang berbeda-beda.

 

Dalam hasil studi yang dipublikasikan di jurnal Frontiers in Virtual Reality tersebut, dijelaskan bahwa reaksi mata sangat berpengaruh pada respon alami manusia ketika menyukai sesuatu, merasa terganggu, dan sebagainya.

 

Dari studi itu kemudian diketahui seluruh partisipan memiliki respon mata yang positif serta detak jantung yang stabil ketika dihadapkan pada pemandangan perkotaan dengan warna yang lebih cerah dan kental alam nuansa alam.

 

“Kami menyimpulkan bahwa berbagai kebiasaan dan perilaku manusia yang tertangkap lewat teknologi VR dapat memprediksi berbagai perubahan yang mungkin terjadi pada manusia di kehidupan nyata,” ujar Profesor Delevoye-Turrell, yang memimpin penelitian tersebut.

 

Meski begitu, studi dengan hanya mengandalkan teknologi VR untuk mengetahui hal yang lebih dalam tentang manusia dianggap sebagai hal yang terlalu beresiko. Dibutuhkan studi lebih lanjut yang dilakukan secara nyata dan dengan jangkauan lebih luas.

 

“Saya rasa ini belum bisa dijadikan landasan untuk menyimpulkan sebuah teori. Akan dibutuhkan lebih banyak pembahasan,” ujar Profesor Arsitektur dari University of Nevada, Steffen Lehmann. (M-1)






Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Translate »