Sri Mulyani: Negara Berkembang Perlu Dilibatkan dalam Skema Patungan Dana Pandemi


TEMPO.CO, Yogyakarta – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan suara negara-negara berkembang perlu dimasukkan dalam skema pengumpulan dana pendemi secara global. 

Sri Mulyani berujar, negara-negara anggota G20 berkomitmen dalam pengumpulan dana pandemi melalui skema Financial Intermediary Fund atau FIF. Tapi, negara-negara tersebut belum menyebut berapa jumlah kontribusi dana karena prosesnya membutuhkan waktu. 

“Suara negara berkembang perlu direfleksikan dan dimasukkan dalam pengaturan kelembagaan,” kata Sri Mulyani saat memimpin forum G20 bersama Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin di Yogyakarta Marriot Hotel, Selasa malam, 21 Juni 2022. 

Pembiayaan itu, menurut dia, merupakan sumber daya baru. Kementerian Keuangan sepakat mendorong pengelolaan dana secara inklusif. Negara-negara penerima bantuan perlu mendapatkan kewenangan, tidak hanya negara-negara donor atau pemberi bantuan. 

G20 di Yogyakarta berlangsung secara langsung dan daring yang melibatkan semua negara anggota G20, termasuk Rusia. Rusia mendapat kecaman dari negara-negara barat, seperti Amerika Serikat, karena invasinya ke Ukraina yang menyebabkan peperangan. 

Presidensi G20 Indonesia berkomitmen mendukung agenda penguatan arsitektur kesehatan global. Forum ini di antaranya membicarakan ketahanan kesehatan global, koordinasi kesehatan dan keuangan, respons kesehatan global, dan pembentukan skema pendanaan global dalam bentuk dana perantara keuangan atau FIF.

Agenda FIF akan berlanjut melalui rapat dewan pengelola untuk membahas detail aturan pengumpulan dana. Pada Oktober mendatang, diagendakan pertemuan kedua G20 menteri keuangan dan kesehatan sebelum pertemuan puncak di Bali.  

Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO menekankan pandemi belum berakhir dan semua negara harus tetap waspada. Semua negara perlu memperhatikan pencegahan, kesiapan, dan respon pandemi di tengah munculnya berbagai varian virus Corona. Mantan bos Bank Dunia itu menuturkan para menteri keuangan bersepakat agar WHO juga punya peran yang lebih dalam pengelolaan dana pandemi. 

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebutkan G20 punya target untuk mencari sumber dana pandemi dan bagaimana dana tersebut akan digunakan. Pemanfaatan dana, misalnya, berkaitan dengan produksi vaksin, terapeutik, obata-obatan, dan diagnosis. “Sektor swasta perlu dilibatkan karena mereka yang memproduksi,” kata Budi. 

Selain itu, pendanaan diperlukan untuk kepentingan genome sequencing untuk identifikasi patogen, virus, dan bakteri. Budi juga menekankan pentingnya menyiapkan standar protokol kesehatan global karena pandemi tidak hanya berdampak pada sisi kesehatan, melainkan juga krisis ekonomi, sosial, dan politik. Dia mencontohkan ketika pemberlakuan lockdown semua sektor terkena dampaknya dan tidak bisa bergerak. 

Baca juga: Sri Mulyani Jelaskan Alasan Rasio Utang Indonesia Masih Aman

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini





Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Translate »