Penggunaan Media Sosial Secukupnya untuk Jaga Kesehatan Mental


PSIKOLOG klinis Lathifah Utami, anggota Himpunan Psikologi Indonesia, mengatakan penggunaan media sosial secukupnya bisa diterapkan untuk menjaga kesehatan mental.

“Meskipun media sosial menyajikan banyak hal dan menawarkan kemudahan seperti bersosialisasi secara mudah dengan teman atau saudara yang berjauhan, sejatinya kita tidak bersosialisasi secara nyata dengan orang lain,” kata Lathifah, dikutip Minggu (16/10).

Tidak hanya itu, Lathifah mengatakan banyaknya konten negatif yang dilihat seseorang di media sosial juga dapat berdampak pada psikologis. Isu kekerasan, kejahatan, flexing, atau berita bencana dapat menimbulkan kecemasan dan kekhawatiran.

Baca juga: Ini Tips Menjaga Kesehatan Mental di Era Media Sosial

“Yang akhirnya mempengaruhi kondisi psikologis kita,” katanya.

Dia juga mengingatkan untuk menggunakan internet secukupnya. Sebab,penggunaan internet secara berlebihan juga dapat menimbulkan kecanduan yang dapat mempengaruhi pola tidur seseorang, emosi, dan pola pikir seseorang sehingga mengakibatkan kesehatan mentalnya terganggu.

Untuk mengatasinya, dia menyarankan untuk pelan-pelan mengurangi akun media sosial atau membatasi durasi penggunaan.

“Misalnya, kita bisa mematikan hp kita 1 jam sebelum tidur,’ ujar dia.

Kemudian, coba kembali berinteraksi dengan orang-orang sekitar seperti menyapa tetangga, berbincang dengan pemilik warung, berjumpa dengan teman-teman tanpa menggunakan ponsel dan berbincang bersama keluarga tanpa memegang ponsel.

Dia juga menyarankan untuk selektif dalam memilih informasi, sebab terpapar terlalu banyak berita negatif dapat membuat suasana hati memburuk. Imbangi dengan informasi positif dan ikuti akun-akun yang berisi motivasi atau inspirasi hidup yang dapat menebarkan energi positif.

Hal yang harus dihindari demi kesehatan jiwa

Selain membatasi penggunaan media sosial, Lathifah menjelaskan hal-hal lain yang harus dijauhi demi menjaga kesehatan mental, yakni berpikir negatif, pola tidur tidak teratur, serta aktivitas fisik yang rendah.

Dia menjelaskan pikiran negatif dapat memberikan alarm bagi tubuh untuk waspada dan hati-hati. Jika ini terjadi secara terus menerus, secara tidak langsung seseorang akan merasa lelah dan sulit berpikir jernih untuk menemukan jalan keluar.

“Melihat masalah secara positif dapat membantu seseorang untuk fokus pada hal-hal baik dan potensi diri sehingga mendukungnya untuk memikirkan solusinya,” katanya.

Gaya hidup sehat seperti pola tidur yang teratur juga penting dalam menjaga kesehatan jiwa. Menurut Lathifah, istirahat cukup membuat pikiran menjadi lebih jernih.

“Maka dari itu, kita sebaiknya menjaga kualitas tidur dan istirahat kita agar dapat berfungsi optimal,” ungkap dia.

Sebaliknya, pola tidur yang tidak teratur apalagi kurang tidur menyebabkan seseorang mudah cemas, marah, dan sulit fokus. Tentunya hal ini berdampak negatif terhadap kehidupan seseorang.

Menjaga gaya hidup yang aktif juga tak kalah penting demi kesehatan jiwa.

Olahraga rutin harus menjadi bagian kehidupan sehari-hari, sebab olahraga meningkatkan hormon endorfin yang menimbulkan rasa bahagia.

“Terlalu banyak rebahan atau menghabiskan waktu tanpa bergerak, membuat kita merasa malas melakukan sesuatu,” ujar dia.

Terlalu lama mager atau malas bergerak bisa membuat seseorang tidak produktif serta berdampak buruk terhadap mental kita.

Kegiatan positif ini bisa dimulai dengan olahraga ringan sekadar berjalan pagi, dia sebut, bisa mencerahkan suasana hati. (Ant/OL-1)






Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Translate »