Metode yang Bisa Memprediksi Perkembangan Tinggi Badan Anak


Kini dengan metode tertentu, seorang anak dapat memprediksi seberapa tinggi dia saat dewasa nanti. Para peneliti yang berbasis di Pune, India untuk pertama kalinya telah menetapkan pola normal kematangan usia tulang pada anak-anak. Informasi itu kini dapat membantu dokter dalam memprediksi seberapa tinggi anak-anak bisa tumbuh.

Seorang dokter dari Hirabai Cowasji Jehangir Medical Research Institute (HCJMRI) menunjukkan kepadatan tulang dan analisis usia dapat menentukan pertumbuhan masa depan anak. Hasil studi baru tersebut telah diterbitkan dalam Journal of Pediatric Endocrinology and Metabolism.

“Jika seorang anak berusia 10 tahun ingin mengetahui seberapa tinggi dia nantinya, jawabannya bisa terungkap sekarang dengan melakukan analisis usia tulang yang akurat,” ungkap Dr Vaman Khadilkar, ahli endokrinologi pediatrik senior sekaligus peneliti utama studi tersebut, seperti dilansir dari Indian Express, Selasa (2/8).

Lebih lanjut, Khadilkar menjelaskan bahwa dengan menggunakan model dan algoritma terkomputerisasi yang kompleks, tinggi akhir anak bisa diprediksi dengan akurasi yang wajar. Selama ini, kematangan kerangka atau penilaian usia tulang telah menjadi bagian dari penyelidikan medis pada anak-anak dengan dugaan gangguan hormonal.

Ini juga merupakan alat yang andal untuk memprediksi tinggi dewasa akhir yang akan dicapai oleh anak normal. Prediksi semacam itu sangat penting bagi anak-anak yang memilih karier dengan syarat ukuran tinggi badan tertentu, contohnya dinas militer, kepolisian, industri hiburan, dan model.

“Keberhasilan atau kegagalan seorang anak untuk mencapai tujuan karier spesifik ini tergantung pada tinggi akhir yang mungkin mereka capai sebagai orang dewasa,” kata Khadilkar, anggota dari Komite Grafik Pertumbuhan Anak dari Akademi Pediatri India.

Penilaian usia tulang adalah suatu metode untuk menilai kematangan tulang atau usia tulang seorang anak. Usia kronologis seorang anak, yang dihitung dalam bulan dan tahun, tidak selalu sama dengan usia kerangka dan sedikit berbeda pada anak normal dan mereka yang memiliki kondisi medis.

Penilaian usia tulang adalah suatu metode untuk menilai kematangan tulang atau usia tulang seorang anak. Usia kronologis seorang anak, yang dihitung dalam bulan dan tahun, tidak selalu sama dengan usia kerangka dan sedikit berbeda pada anak normal dan mereka yang memiliki kondisi medis.

“Pada anak-anak normal, perbedaan antara usia tulang dan usia kronologis biasanya dua tahun selama masa kanak-kanak dan pubertas,” kata Dr Anuradha Khadilkar, Wakil Direktur HCJMRI.

Peneliti studi mengamati bahwa peningkatan terbesar dalam usia tulang pada anak laki-laki dan perempuan terjadi selama masa pubertas.

“Kami menemukan bahwa tinggi badan dan usia tulang berkorelasi erat dengan usia kronologis. Selisih antara umur tinggi badan, umur berat badan, umur kronologis dan umur tulang berada pada kisaran satu tahun. Peningkatan BMI dikaitkan dengan peningkatan usia dan tinggi tulang,” jelas Dr Khadilkar.

“Pada masa pubertas, usia tinggi badan menunjukkan peningkatan yang lebih besar dibandingkan dengan usia kronologis dan usia tulang pada anak laki-laki. Pada anak perempuan, usia tulang meningkat lebih dari usia tinggi badan,” lanjutnya.

Penilaian usia tulang dapat dilakukan secara sederhana dari rontgen pergelangan tangan dan tangan kiri anak. Tidak diperlukan peralatan khusus meskipun tangan harus diposisikan dengan cara tertentu.

Setelah rontgen dilakukan, usia tulang dapat diprediksi menggunakan metode Tanner, Whitehouse atau Greulich Pyle atau metode Gilsanz dan Ratib. Semua metode ini diikuti dengan penilaian terkomputerisasi dari ketinggian akhir yang dapat dicapai anak dengan menggunakan persamaan prediksi yang kompleks.

Proses oengembangan berbagai metode tersebut menggunakan populasi Kaukasia yang melibatkan 804 anak pra sekolah/sekolah. Dr Khadilkar mencoba mengembangkan modul khusus mengenai penelitian ini.

Pengukuran antropometri dan penilaian pubertas dilakukan dengan menggunakan protokol standar yang kemudian diubah menjadi skor standar usia dan jenis kelamin menggunakan referensi India. Sementara itu, usia tulang diperkirakan dengan metode Tanner-Whitehouse yang dianggap signifikan secara statistik.

“Tidak ada penelitian di India yang membandingkan usia tulang dengan usia kronologis menggunakan metode Tanner-Whitehouse yang lebih dapat diterapkan pada orang Asia,” kata Dr Khadilkar. (M-4)






Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Translate »