Kembangkan EBT, Pertamina Yakin Bisa Hasilkan Rp620 Triliun pada 2060


PT Pertamina (Persero) berkomitmen untuk mengembangkan infrastruktur Energi Baru dan Terbarukan (EBT), yang diharapkan menghasilkan pendapatan sebesar US$30-40 miliar atau sekitar Rp465-620 triliun pada 2060.

Perusahaan pelat merah akan melakukan dekarbonisasi bisnis melalui peningkatan kapasitas pembangkit listrik ramah lingkungan. Lalu, elektrifikasi armada dan peralatan statik, penangkapan dan penyimpanan karbon, serta menggunakan armada dengan bahan bakar rendah atau nol karbon.

“Sebagai perusahaan energi, Pertamina memiliki tanggung jawab dalam pencapaian net zero emission (NZE) dengan prinsip keterjangkauan,” ujar Direktur Strategi, Portofolio dan Pengembangan Usaha Pertamina Atep Salyadi Dariah Saputra dalam keterangannya, Rabu (19/10).

Baca juga: Gandeng Denmark, PLN Pacu Pengembangan Teknologi EBT

Pertamina pun menargetkan pengurangan karbon dioksida (CO2) hingga 81,4 juta ton pada 2060. Langkah itu sebagai komitmen dalam pencapaian net zero emissions (NZE) di Indonesia. Untuk pengembangan bisnis baru, dapat diwujudkan melalui produksi energi baru terbarukan.

Berikut, pembangunan electric vehicle charging atau pengisian daya kendaraan listrik, produksi hidrogen biru atau hijau untuk digunakan oleh manufaktur atau transportasi, produksi baterai dan kendaraan listrik.

“Upaya menjalankan transisi energi oleh Pertamina ini sekaligus untuk memastikan ketahanan energi Indonesia,” imbuhnya.

Salyadi menyebut Pertamina juga melibatkan mitra nasional dan global untuk menjajaki kemitraan dalam program dekarbonisasi dan mempercepat pertumbuhan EBT, sebagai upaya untuk mencapai net zero emission.

Baca juga: OPEC Pangkas Produksi Minyak, SKK Migas: Ada Peluang Emas

Direktur Strategi, Portofolio dan Pengembangan Usaha Pertamina Atep Salyadi Dariah Saputra menambahkan, pengembangan sejumlah strategi diupayakan dalam dua pilar utama dan tiga enabler. Kedua pilar utama tersebut antara lain dekarbonisasi kegiatan usaha dan pengembangan bisnis hijau baru. 

Sedangkan, tiga enabler yang dilakukan ialah mengembangkan standar penghitungan karbon yang telah disetujui oleh peraturan nasional dan internasional, serta penerapan harga karbon internal Pertamina.

Kedua, membangun organisasi keberlanjutan yang akan mengawasi bisnis Pertamina. Ketiga, keterlibatan pemangku kepentingan untuk sepenuhnya mendukung target dan komitmen NZE nasional.(OL-11)






Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Translate »