TEMPO.CO, Jakarta – Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Tauhid Ahmad menanggapi pernyataan Presiden Joko Widodo alias Jokowi yang menyatakan bahwa Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) bisa mempercepat mobilitas orang dan barang. Menurut Tauhid, jika targetnya adalah lalu lintas barang, maka volumenya sangat kecil.
“Kalau untuk lalu lintas barang ya menurut saya volumenya kecil sekali ya. Karena kalau untuk biaya logistik dan orang mengirim paket itu mahal, (angkut) orang saja sudah mahal apalagi barang, sehingga itu tidak ekonomis,” ujar dia melalui sambungan telepon pada Jumat, 14 Oktober 2022.
Dia menilai orang akan lebih memilih alternatif lain untuk mengirimkan barang, ada Kereta Parahyangan, kan pasti itu jauh lebih ekonomis. Kalau pun diangkut oleh penumpangnya kemudian naik kereta cepat, itu tidak menjadi hitungan, misalnya dua koper saja tidak kena charge, dan itu jumlahnya sedikit tidak.
Tauhid menjelaskan yang dikenai charge adalah yang logistik, yang termasuk dalam paket kiriman. “Saya kira itu relatif lebih kecil. Yang ada hanya orang, itu juga tergantung asumsinya, berapa trip dan rata-ratanya berapa untuk tiket harga yang cukup mahal,” ucap Tauhid.
Sebagai informasi, Vice President Public Relations PT KAI Joni Martinus mengatakan tarif tiket KCJB akan dikenakan berkisar antara Rp 250 ribu hingga Rp 350 ribu. Kecepatan maksimal yang dapat ditempuh KCJB yaitu 350 km per jam dengan waktu tempuh Jakarta – Bandung atau sebaliknya yaitu 36 – 45 menit saja.
“Namun saat ini tarif tersebut masih terus dikaji dalam berbagai aspek,” kata Joni.
Sebelumnya, Jokowi berharap bahwa Kereta Cepat Jakarta-Bandung akan membuat mobilitas orang dan barang bisa menjadi lebih cepat. Dia mengungkapkan hal tersebut saat meninjau proyek tersebut di Stasiun Tegalluar, Kabupaten Bandung, Kamis, 13 Oktober 2022.
“Selain itu, meningkatkan daya saing Indonesia untuk menjadi semakin kuat. Kemudian ada titik-titik pertumbuhan ekonomi baru di Jakarta dan Bandung termasuk Kabupaten Bandung,” ujar dia dikutip dari akun YouTube Sekretariat Presiden, Jumat, 14 Oktober 2022.
Jokowi mengatakan bahwa dirinya mendapatkan keterangan perkembangan pembangunan KCJB sudah mencapai 88,8 persen secara keseluruhan. Mantan Gubernur DKI Jakarta itu juga mengungkap kendala dalam proyek pembangunan itu.
Salah satunya saat membangun terowongan di Tunel 2 dan Tunel 11 yang sempat mengalami masalah karena tanahnya sangat sulit dikendalikan. “Tetapi Alhamdulillah sekarang sudah selesai,” ucap Jokowi. “Dan jika tak ada aral melintang, kereta cepat Jakarta-Bandung akan selesai dalam waktu tak lama lagi dan mulai beroperasi bulan Juni 2023.”
Recent Comments