Griya Inap Moeslem Kemala Salurkan Hasil ke Proyek Amal Keluarga


JOGYAKARTA, bisniswisata.co.id: Julukan birokrat preneur pernah disandangnya di awal menikah dan diboyong suami ke Balikpapan, Kalimantan Timur hingga anak-anak beranjak dewasa. Diawali sukses menjadi pegawai negri sekaligus menjadi pengusaha restoran alias birokrat preneur itu membuat Lilik. A Widyastuti menjadi sosok yang tangguh, banyak belajar dan menjadi andalan di daerah tambang minyak itu.

Tak heran, mundur sebagai pegawai negri harus dilakoninya karena kesibukan ibu dua anak ini meningkat dalam berbagai organisasi seperti Ketua Kaukus Perempuan Politik Indonesia. Apalagi oleh Partai Amanat Nasional( PAN) diamanahkan untuk mengembangkan organisasi se Kalimantan Timur .

Setiap minggu jadwalnya padat dengan rute penerbangan Balikpapan, Jakarta, Jogja yang penuh kegiatan sementara ‘mesin’ usahanya yaitu restoran tetap berjalan lancar dengan omzet mencapai Rp 800 juta per bulan karena sehari-hari juga menjadi tempat santap dan pertemuan para tokoh setempat.

Masa Reformasi setelah 1998 an, selain sibuk di partai politik, Lilik juga mencoba usaha lain seperti travel agent tapi gagal dan uang dibawa lari mitra kerja. Dia juga menjalani bisnis sebagai kontraktor dan konsultan memanfaatkan background pendidikannya sebagai alumnus UPN Jogja di Tekhnik Geologi berkaitan proses pemetaan, esplorasi minyak dan gas bumi.

” Kalau diinget masa itu, anak saya Dela dan Kemal lebih suka sekolah di Jogja karena ada eyang dan banyak saudara ketimbang ikut merantau bersama ibu dan ayahnya. Wiji Sasono yang bekerja di perusahaan minyak Union California,” jelas Lilik saat ditemui di griya Kemala ini.

Kualitas pertemuan dengan keluarga memang di saat liburan dimana mereka bisa berkumpul dan berwisata menjelajah dunia dan paling sering adalah bolak-balik umroh. termasuk untuk para karyawannya yang loyal. Hadirnya bisnis Griya Inap Kemala di kawasan Seturan, Jogja  yang kini ditekuninya adalah buah dari perjalanannya ke Negri Belanda.

“Saat berwisata ke Belanda itulah saya terinspirasi untuk membuat griya inap yang kental dengan budaya lokal dan merasa bisnis penginapan tidak membutuhkan energi dan pikiran seperti bisnis restoran,” jelasnya.

Lilik dan suaminya sampai saat ini masih membuka restoran di Banjarnegara dan Wonosobo. Dua lainnya di Balikpapan dan Samarinda sudah dijual seiring kepindahan suaminya, Wiji untuk menikmati masa pensiun di Jogja. Unit bisnis lainnya Primagam di Kutoarjo adalah bimbingan test masuk Universitas.

Lilik, Wiji, Della dan anak

        Griya Inap Moeslem Kemala, Seturan, Jogja

” Griya inap ini baru terwujud tahun 2016, awalnya saat pulang ke jogja dan jalan pagi bertemu seseorang di tanah kosong yang sejajar dengan rumah kami. Dalam percakapan singkat intinya eyang itu ingin menjual tanahnya karena sang cucu di terima di Fakuktas Kedokteran sebuah universitas,” jelasnya.

Dia langsung teringat ingin membuat griya inap menghadapi masa pensiun. Tahun 2016 di bawah PT KD Perkasa Mandiri mulailah griya inap Muslim ini uji coba beroperasi dan terus disempurnakan dan memiliki repeater guest yang tinggi. 

“Para pelanggan tetap atau tamu-tamu yang rutin kembali itu bahkan minta nomor kamar yang sama sehingga layaknya seperti anggota keluarga yang pulang ke rumah orangtuanya,” kata Lilik A Widyastuti.

Homey rasanya sebutan yang pas untuk Kemala yang di belahan bumi lain biasanya digunakan untuk menggambarkan rumah sendiri, ruangan di dalamnya, atau ruang yang terasa senyaman atau mengundang seperti rumah sendiri.

Apalagi bagi travel agent yang biasa menangani halal tourism atau wisata halal yang jelas-jelas pesertanya adalah Muslim/ Muslimah maka Griya Inap Moeslem Kemala Seturan, Jogja ini sudah tepat karena disetiap kamar tersedia perlengkapan shalat plus tersedia makanan halal.

Lokasi yang strategis sekitar 1,5 Km dari pusat perbelanjaan Ambarukmo Plaza, 7 Km dari Bandara Adisucipto serta perguruan tinggi swasta ataupun negeri. Radius kurang lebih 1 km  mencapai beberapa kampus seperti UPN, STIE YKPN, UII, Atmajaya, STTNAS. Sebagian kamar ada yang dipakai untuk kost atas permintaan atau kalau di hotel berbintang kategori long staying guest.

Griya ini memang menawarkan kenyamanan dan ketenangan layaknya dirumah sendiri. Bagi tamu yang berpasangan diwajibkan menunjukkan bukti nikah. Nah jika belum pernah ke Jogja, arahkan saja ke griya inap dengan harga  terjangkau ini untuk berwisata bersama keluarga tercinta ke Jogja, dijamin tidak akan menyesal. 

Menghadiri pertemuan keluarga, lamaran perkawinan,  acara wisuda, acara bisnis bahkan  untuk mereka yang sedang ingin berbulan madu juga cocok karena suasana kelokalan yang kental dan unik dari interior jawa modern di Griya Moeslem di Jl. Selokan Mataram Seturan No.15B, Sleman, Yogyakarta 55281

Lokasinya juga sangat dekat dengan objek-objek wisata yang ada di Jogja maupun menuju kota Solo bahkan cukup dalam jangkauan batas kilometer ojek atau taksi online. Jadi tamu bisa dengan mudah pergi ke tempat tempat wisata yang ada. Wisatawan dari Singapura, Malaysia dan Brunei Darussalam juga senang menginap di Kemala saat liburan ke Jogja.

Jogja sendiri  merupakan salah satu kota yang minimal setahun tiga kali saya kunjungi untuk kegiatan bisnis maupun ritual ‘nyekar’ ke makam almarhum  suami dan keluarga besarnya di Makam Gambiran dan Imogiri. Tidak heran menginap di Griya Inap Moeslem Kemala memang menjadi alternatif yang bisa diprioritaskan.

” Hampir semua bangunan maupun interior memang rancangan saya sendiri termasuk dinding kamar dari susunan bata merah, sementara interior yang memakai unsur batik juga saya sendiri yang melakukan padu padan,” jelas Lilik senyum-senyum. 

Sebagai nyonya rumah, siapa sangka sarjana tambang ini juga piawai menata kamar yang rata-rata ukuran 4 x 5 meter, AC, TV,  air panas dan dingin. Tempat santai di depan kamar, taman-taman hingga lobby yang unik dan WiFi gratis tentunya.

Kenyamanan wisatawan yang menginap di tempat ini tidak terganggu dengan barang bawaan karena ruangan satu dan lainnya luas dan banyak memiliki ruang terbuka.  Selain itu tamu dapat bersantai sejenak dengan menikmati suasana hotel ini sembari duduk santai di kafe yang sudah disediakan di sayap timur hotel ini. 

Lilik yang masih tetap sibuk berbisnis mengaku kini fokusnya justru ke bisnis akhirat. Menjalani masa tua bersama keluarga dengan proyek keluarga seperti lahan kebun lengkeng, rambutan, duren di wilayah Cangkring, Pesantren tingkat  Mahasiswa yang menjadi proyek keluarga dengan 15 mahasiswa berbagai perguruan tinggi maupun membangun mesjid 

” Mesjid sudah kami wakafkan baik di Kaltim maupun di Jogja. Dua anak juga kami minta bantu di manajemen bagaimana hasil dari Griya Inap Kemala, restoran, apartemen dan bimbingan belajar bisa menghidupkan pesantren dan proyek akhirat lainnya. Estafet ke anak proyek akhirat bukan semata bisnis,” ujarnya bersungguh-sungguh mengakhiri obrolan. 

Perjalanan hidup dan pembelajaran yang banyak saat mengalami sakit dan koma berhari-hari hingga akhirnya sembuh kembali menjadikan pengalaman menginap saya kali ini memang sangat berharga apalagi sang nyonya rumah adalah traveler yang melayani dengan hati terbuka untuk tamunya. Alhamdulilah…  

 



Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Translate »