Ferdy Sambo Sebut Harkat Martabat Keluarganya Dihancurkan Brigadir J


TERSANGKA pembunuhan berencana terhadap Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias J dan obstruction of justice mengungkap kemarahannya atas perlakuan Brigadir J terhadap istrinya, Putri Candrawathi. Ia menyebut harga diri dan martabat keluarganya telah tercoreng atas perbuatan Brigadir J.

Hal tersebut terungkap dalam petikan surat dakwaan tersangka obstruction of justice, Arif Rachman yang dihimpun dari Sistem Informasi Penelusuran Perkara Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.

“Ini masalah harga diri, percuma punya jabatan dan pangkat bintang dua kalo harkat dan martabat serta kehormatan keluarga hancur karena kelakuan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat,” ungkap Sambo dalam dakwaan tersebut dilihat pada Jumat (14/10).

Pernyataan Sambo tersebut bermula saat Eks Karo Provos Divisi Propam Mabes Polri Brigjen Benny Ali mendapat telepon dari Dedy Murti. Dedy meminta Benny Ali untuk menghadap Kapolri Jendral Pol Listyo Sigit pada 8 Juli 2022 malam.

Saat Benny Ali hendak menghadap Kapolri dan turun ke Lantai I Biro Provost, ia bertemu dengan Ferdy Sambo.

“Benny Ali menyatakan saya ‘dipanggil Pimpinan’, kemudian dijawab Saksi Ferdy Sambo, ‘oh iya, jelaskan saja, nanti saya menghadap juga’, kemudian saksi Hendra Kurniawan, mendampingi Benny Ali bersama menghadap Pimpinan (Kapolri),” tulis dakwaan tersebut.

Baca juga: Rizky Billar Sempat Menolak Ditahan dan Ditampilkan ke Publik

Setelah menghadap Kapolri, pada pukul 22.00 WIB, Hendra dan Ferdy Sambo kembali ke ruangan Pemeriksaan Biro Provost di lantai tiga. Mereka langsung menemui Bharada Richard Eliezer, Bripka Ricky Rizal dan Kuat Ma’ruf untuk menyamakan persepsi sesuai skenario polisi tembak polisi.

Setelah itu Ferdy Sambo kembali memanggil Hendra, Benny, Agus Nurpatria dan Harun. Sambo menyebut dirinya sudah menghadap Kapolri dan menampik telah menembak Brigadir J.

“Pertanyaan pimpinan cuma satu yakni ‘kamu nembak ngga mbo..’ dan saksi Ferdy Sambo menjawab ‘Siap tidak Jenderal, kalo saya nembak kenapa harus di dalam rumah, pasti saya selesaikan di luar, kalo saya yang nembak bisa pecah itu kepalanya (Jebol) karena senjata pegangan saya kaliber 45’.”

Setelah menceritakan pertemuannya dengan Kapolri, Ferdy Sambo memerintahkan Hendra untuk menangani kasus Brigadir J dan mengaburkan peristiwa di Magelang sebelum penembakan.

“Mohon rekan-rekan untuk masalah ini diproses apa adanya sesuai kejadian di TKP, keterangan saksi dan barang bukti yang diamankan. Untuk kejadian di Magelang tidak usah dipertanyakan, berangkat dari kejadian Duren Tiga saja. Baiknya untuk penanganan tindak lanjutnya di Paminal saja,” ujar Sambo.

Keesokan harinya pada Sabtu, 9 Juli 2022 pukul 07.30, Ferdy Sambo menelepon Hendra untuk memeriksa saksi dan mengecek CCTV.

“Bro, untuk pemeriksaan saksi-saksi oleh Penyidik Selatan di tempat Bro aja ya,,,! Biar tidak gaduh karena ini menyangkut Mbak mu masalah pelecehan dan tolong cek cctv komplek,” kata Sambo.(OL-4)






Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Translate »