Dr Handrawan Nadesul: Piknik Itu Perlu, Bikin Sehat dan Awet Muda


TANGSEL, bisniswisata.co.id: Berawal dari obrolan santai antara Anton Thedy, pemilik TX Travel dan Dr Handrawan Nedesul saat berwisata ke Shangri-La di provinsi Yunnan, China, akhirnya ide Anton agar penulis yang juga seorang dokter ini menuliskan manfaat berwisata bagi kesehatan terwujud.

“ Seminggu kemudian setelah pulang tour pak dokter sudah menuliskan bab per bab. Soalnya Shangri-La yang kerab dijuluki “Tanah Surga di Bumi” karena pemandangan indah dan spiritualitasnya,” kata Anton.
Berada di Prefektur Otonom Tibet Diqing, Yunnan, Tiongkok barat laut, di pegunungan Himalaya. Ketinggian rata-rata sekitar 3.200 mdpl bahkan beberapa area pegunungan bisa mencapai lebih dari 5.000 mdpl.

Di Shangri-La, udara tipis karena oksigen lebih rendah, jadi wisatawan sering butuh adaptasi terhadap altitude sicknes. Namun tinggal di sini bisa awet muda. Wisatawan juga tertarik antara lain dengan Songzanlin Monastery (Ganden Sumtseling) – Biara Buddha Tibet terbesar di Yunnan, mirip dengan Potala Palace di Lhasa. Old Town Shangri-La (Dukezong Ancient Town) – Kota kuno Tibet dengan jalan berbatu, rumah kayu tradisional, dan stupa emas.

Destinasi yang daerahnya termasuk iklim dataran tinggi (plateau climate), suhu rata-rata tahunan sekitar 5°C – 12°C, musim panas (Juni–Agustus) sejuk, jarang lebih dari 20°C dan musim dinginnya ekstrim (November–Maret) sangat dingin, bisa turun hingga -10°C.

Memikirkan peserta tournya 70% adalah warga senior, harus beradaptasi dengan menipisnya oksigen, menghadapi Altitude sicknes atau penyakit ketinggian, Anton langsung menantang dokter yang akrab dipanggil Dr Hans membuat buku dan jadilah sebuah buku 325 halaman dengan judul “Piknik itu Perlu” Bikin Sehat dan Awet Muda.

Di luncurkan tepat pada Hari Pariwisata se Dunia, 27 September 2025 di area Indonesia Hospital Expo ke 37 Tahun, di ICE, BSD. Penerbit KOMPAS, meluncurkan buku Best Seller Dr Handrawan Nadesul itu di area foyer hall 3.

“Manfaat piknik banyak, dampaknya bukan saja jiwa dan raga serta pikiran jadi fresh tapi juga spiritualitas meningkat. Kita kan hidup harus seimbang antara body, soul & mind. Nah berwisata itulah cara menyeimbangkan semuanya termasuk spiritualitas kita”, kata Dr Handrawan Napdesul, penulis best seller buku-buku kesehatan.

“Wisata bikin kita happy. Kita mengenal empat hormon kebahagiaan, dopamine, oxytocin, serotonin, dan endorfin. Keempatnya meningkat dengan berwisata,” ungkap Dr Hans

Menurut dia buku ini ditulis intinya bagaimana di mata medis masih tetap sehat selama berwisata. Bahwa dengan persiapan yang matang dan paripurna, setelah melakukan wisata lalu menjadi lebih sehat, itulah juga bonus.

Bonus yang diberikan berwisata memang memberikan banyak dampak terhadap hidup, dan kehidupan kita. Dengan berwisata kita merasa lebih sejahtera, secara fisik menjadi lebih bugar, mendapat banyak pengalaman indah, memberi kepuasan batin, menumbuhkan emosi positif ketika menemukan pengalaman baru selama di perjalanan.

Berwisata, pergi tamasya, bikin kita sehat. merasa damai, penuh sukacita kita bangkit,
hati yang gembira tumbuh, perasaan
Begitu luas, dan hidup terasa damai.
Tidak banyak cara selain pergi berpelesir, melancong, piknik, melanglang ke mana- mana tempat, sembari menyeberangi samudra, melintas benua, menyinggahi danau dan teluk, memandang gunung dan perbukitan, mencari angin dan aroma bunga.

Bugar bukan saja badan, melainkan juga jiwa, sosial atau spiritual. Dengan cara itu, kita dapat memperoleh hidup yang bugar total. Percayalah, wisata betul dapat menyehatkan. Sejak dulu, wisata menjadi cita-cita setiap orang. Lebih sering sebagai impian ketika umur, setelah hari-hari tidak lagi untuk kerja, sejak muda sudah menyiapkan hidup nantinya untuk dinikmati.

Barangkali benar, inilah waktunya, kita memberikan kepada hidup seberapa hidup sudah berikan kepada kita. Ketika hidup kehilangan makna, wisata menemukannya. Manakala hidup serasa hampa, wisata bikin kita tertawa. Berwisata membuat semua yang kita lihat terasa sumringah, yang kita dengar terasa merdu, yang kita alami terasa nyaman.

Namun, dengan satu catatan. Untuk selalu nyaman berwisata, sebelum pergi kita perlu sehat dulu. Sekadar sakit gigi saja pun selagi wisata, sudah mengurangi rasa nyaman kita bertamasya, apalagi kalau sakit berat. Itu sebab, perlu servis dulu kesehatan mesin tubuh kita.

Baru setelah kesehatan sudah beres, dan siap hidup berdampingan secara damai dengan apabila sudah mengidap suatu penyakit, artinya kita siap untuk berangkat. Dengan begitu tidak bermasalah dengan tubuh yang kita bawa selama di perjalanan.

Ini semua dilakukan, juga supaya penyakit lama kita tidak sampai kambuh, tidak perlu terjadi komplikasi, atau kalau sampai memunculkan keadaan darurat medis di perjalanan.

Buku ini juga ditulis untuk mengingatkan perlunya kesiapsiagaan selama perjalanan terkait penyakit yang mungkin saja muncul di perjalanan, atau kemungkinan jatuh sakit, apa yang perlu dilakukan menghadapi kondisi darurat medis. Sekali lagi, tujuannya supaya wisata kita masih tetap menyenangkan, terasa tetap indah dan menawan hati.

Pendek kata, buku ini menyiapkan bekal bagi siapa pun turis, pelancong, traveler, terbebas dari ancaman jatuh sakit, dan penyakit yang sudah diidap, berikut cara penanggulangan, bekal obat-obatan, serta apa yang dapat dilakukan sendiri jika terjadi kedaruratan medis. Sekali lagi, kesemua itu dilakukan supaya wisata membuat kita happy.

Mengenai judulnya yang singkat yaitu “Piknik itu Perlu,” maka Dr Hans mengatakan maksudnya bukan piknik sehari bersama komunitas atau cuma seharian keliling mall bersama teman seharian. Piknik yang dia maksud adalah berwisata bersama selama beberapa hari dengan teman-teman baru.

Pergi bersama dengan grup tour atau komunitas ada tertawa di sana, ada perasaan diterima, dihargai, diperhatikan, disayangi, selain ada perasaan bisa memberi, kesempatan membantu, dan rasa guyub.

Ketika bertemu dengan banyak kenalan baru dalam tour, memberi kesempatan saling berbagi, bertukar pengalaman, dan bersukacita bersama. Jadi mengejar kebahagian (happiness) sekarang menjadi impian baru, di mana-mana orang di dunia.

Orang mencari kegiatan healing manakala hidup dirasakan kurang seimbang, hidup yang banyak direcoki oleh ego urusan duniawi saja, dan sadar ingin mencari hidup yang tenang-damai-sehat-sentosa. Maka orang lalu mencari dan menemukannya lewat yoga, Qgong, meditasi, dan sejenisnya. Orang mulai berpikir tentang bagaimana sebagai upaya untuk menyehatkan jiwa, mencerdaskan jiwa, untuk membugarkan spiritualitas.

Di bab terakhir, memang penulis ungkapkan pentingnya kesehatan spiritual seperti mengaktifkan gelombang otak alpha, bahagia setiap saat dan melakukan Happiness Healing Therapy .  Di sesi peluncuran buku, Dokter Handrawan Nadesul balik menantang Anton Thedy mampukah menjadi travel agent yang bisa  menyiapkan Kotak Obat P3K /First Aid Kit, Obat-obatan Darurat Medis,Vaksinasi hingga suplemen sehingga menjadi leading dalam menawarkan paket wisata yang komplit.

 



Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Translate »