Dr Djuariati Djahri Azhari M.PD : Foperlam adalah Keluarga Besar Kami.


JAKARTA, bisniswisata.co.id: Sosok dan konsep kerjanya yang terdiri dari tiga G yaitu Gercep atau gerak cepat, Kedua Geber, yakni Gerak Bersama dengan merangkul semua pihak dan ketiga Gaspol yaitu Garap Semua Potensi Lapangan Usaha menyatu dalam diri Dr Djuariati Djahri Azhari. M.Pd sebagai Ketua Umum Foperlam.

Organisasi baru yang didirikan wanita murah senyum ini baru diresmikan pada 17 Juni 2025 oleh Ibu Gubernur Provinsi Lampung
Purnama Wulan Sari. Istri dari Gubernur Rahmat Mirzani Djausal ini menyempatkan diri untuk terbang ke ibukota negara tepatnya di lokasi pelantikan Hotel Ambara, Jakarta Selatan, di kawasan Blok M.

Kurang dari satu bulan setelah pengukuhan organisasi ini, wanita yang akrab disapa dengan sebutan “Ncik Yati” menggelar Rapat Kerja pertama sekaligus menyusun program kerja dari setiap bidang yang ada. Sukses dengan Raker, dalam hitungan hari juga di resmikan kantor Sekretariat Foperlam sekaligus pembukaan pengajian rutin di kawasan Pondok Indah, Jakarta.

Gaspol yang dilakukannya menyambut Peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke 80 kali ini adalah menggelar lomba-lomba terutama karaoke dan lomba-lomba lainnya yang unik dan doorprize yang menjadi andalan. Perayaan di sebuah restoran di Jl Fatmawati Raya itu meriah dengan kostum merah-putih dan gelak tawa yang tiada habis.

Ncik Yati tersenyum melihat tamu-tamu Foperlam terus berdatangan. Menyenangkan hati orang lain nampaknya sudah mendarah daging bagi anak seorang pejabat pajak di Bandar Lampung ini. Tak heran program kerja yang ingin dikejarnya lebih dulu adalah empat bidang ini — seni budaya, pendidikan, sosial, dan UMKM —karena sangat penting untuk dikembangkan dan satu sama lain saling menopang dan berkontribusi besar terhadap pembangunan manusia, identitas bangsa, dan kemandirian ekonomi masyarakat.

“Mengembangkan seni budaya, pendidikan, sosial, dan UMKM bukan hanya soal membangun ekonomi, tapi membangun bangsa yang cerdas, berkarakter, berdaya saing, dan berkelanjutan.Semua bidang prioritas ini adalah pondasi utama peradaban,” kata Dr Djuariati Djahri Azhari. M.Pd.

Menyinggung keinginannya bahwa Foperlam menjadi keluarga besar perempuan Lampung di perantauan, Djuariati mengatakan dia tumbuh ditengah keluarga yang penuh kehangatan dan cinta kasih terutama dari sosok ibundanya tercinta.

“ Mama dulu kemana-kemana pikirannya hanya sedekah saja bahkan dalam acara-acara perkawinan yang dihadiri sanak keluarga maka amplop uang yang disiapkan bukan hanya untuk pengantin. Dia sudah menyiapkan uang dengan jumlah amplop yang sudah diprediksikannya buat siapa-siapa yang pasti akan ditemui dalam upacara sakral itu,” jelasnya.

Ibunya memang wanita yang cinta keluarga dan sangat dihormati sebagai sesepuh baik dari pihak ibunda maupun ayahandanya. Tak heran dalam setiap acara keluarga besar sang ibu menjadi tokoh sentral karena paham tradisi dan adat istiadat sehingga dalam upacara adat maka Djuariah kecil sudah paham satu bagian dari prosesi adat Lampung, yaitu ‘Mosok’ — suapan pengantin, lambang kasih sayang, gotong royong, dan harapan kebahagiaan dalam rumah tangga.

Perhelatan keluarga besar maupun undangan akad nikah dari tetangga, teman dan relasi-relasi maka ibunya duduk yang terdepan karena upacara ini dilakukan sebagai panutan pula bagi pengantin baru untuk hidup Sakinah, Mawardah, Warahmah, sebuah doa yang diharapkan oleh umat Islam bagi yang baru saja melakukan ikatan suci pernikahan dan membina sebuah keluarga.

Kerja Nyata

“ Usai Raker pertama, bidang sosial sudah melakukan kerjasama Sunatan Massal bersama Ikatan Dokter Indonesia ( IDI) Jakarta Selatan. Para pengurus yang membidangi masalah budaya juga sudah berkunjung ke Lampung untuk belajar tata cara Mosok sehingga nanti kalau ada anggota dan pengurus Foperlam yang menikahkan putra/putrinya dapat menerapkan upacara Mosok ini,” jelas Djuariati.

                     Pengukuhan Foperlam

Memahami tradisi, adat dan budaya tujuannya antara lain untuk meningkatkan kesadaran dan partisipasi perempuan Lampung dalam membangun daerah asalnya, identitas dan jati dirinya.Tradisi dan adat mencerminkan sejarah serta nilai-nilai yang membentuk identitas suatu bangsa atau komunitas. Tanpa memahaminya, kita mudah kehilangan akar budaya, ungkapnya.

Jauh sebelum Foperlam di deklarasikan, katanya, perempuan Lampung sudah siap bangkit dan berkontribusi. Oleh karena itu dia juga ingin merangkul organisasi di wilayah Sumatra Bagian Selatan lainnya seperti Persatuan Wanita Jambi, Persatuan Wanita Palembang dan organisasi wanita lainnya di daerah untuk berkolaborasi, sinergi dan berkontribusi bersama dan sama-sama memelihara tradisi dan budayanya.

Tak heran dari awal dia juga sudah menyatakan untuk mempererat tali kekeluargaan, persatuan dan kesatuan perempuan Lampung di Jakarta dan di Indonesia pada umumnya. Para pengurus dari beragam profesi dan prestasi akademik ini memiliki kemampuan meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan perempuan Lampung di perantauan dan yang utama di provinsi Lampung.

Meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan perempuan Lampung harus ada aksi nyata dari Pemerintah daerahnya sendiri maupun organisasi yang dipimpinnya seperti memberikan pelatihan dan pendidikan untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan perempuan, tambahnya.
.
“ Kami akan mendorong kerjasama dan jaringan (Networking) dengan perempuan-
perempuan daerah lain. Membangun kesadaran dan keperdulian terhadap isu-isu gender dan hak-hak perempuan. Kita juga dukung perempuan dan generasi muda daerah Lampung maju dalam bidang pendidikan, budaya, kesenian daerah serta memajukan bisnis UMKM dan lainnya dalam skala Nasional dan internasional ” ungkapnya.

Djuariati mengungkapkan bahwa baik dari Dewan Pembina Foperlam hingga kepala-kepala bidang memiliki pengalaman dan profesialisme yang telah teruji di dalam dan luar negri.

Ketua Dewan Pembina, Saodah Batin Akuan Sjahroedin MA, adalah mantan Dubes RI di KBRI Budapest, Hungaria dan negara- negara Eropa Timur lainnya. Dia didukung oleh tiga pembina lainnya seperti Kanjeng Ratu Dinar Caropeboka. Milhana Musin dan Merryta Putri Djahri.SH.SPN.MBA

Sebagai Ketum di bantu oleh Seketaris Umum, Hj.Nidalia Djohansyah MakkI yang akrab dipanggil Ses Nida adalah mantan anggota DPR-RI dapil Lampung, istri Duta Besar RI di beberapa negara serta Bendahara Umum Foperlam adalah Ir.Hj Aida Sari Kadarsyah.

           Bersama suami tercinta

Prioritaskan Pendidikan

Mantan pejabat Kemendikbud yang suka traveling ini memiliki pengalaman sebagai Kepala Penjamin Mutu Pendidikan ( LPMP), bidang Bisnis dan Pariwisata dengan 10 bidang yang harus ditingkatkannya menjadi tanggung jawabnya. Belum lagi pengalaman 5 tahun sebagai bendahara proyek dan lima tahun berikutnya sebagai Pimpro baik di Lampung maupun di Jakarta.

“ Berhubung saya punya 10 bidang pengembangan sumber daya manusia ( SDM ) dan saat itu bertanggungjawab untuk meningkatkan kompetensi kepala sekolah SMK se Indonesia maka hobby traveling saya jadi sejalan dengan profesi,” tuturnya.

Kemendikbud banyak bekerja sama dengan berbagai negara seperti Australia, Belanda, Perancis hingga Taiwan. Maka dia mendorong pejabat di lingkungannya untuk meningkat pendidikannya ke strata dua ( S2) dan Strata tiga ( doktoral). Para guru SMK dan Widyaiswara, pejabat yang bertugas mendidik PNS dan memiliki kemampuan berbahasa Inggris magang di perusahaan2 besar di mancanegara.

“ Dulu saya di Balai Besar Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi (BBPPMPV) Bisnis dan Pariwisata, Ciputat punya 275 orang staff yang memiliki paspor semua karena saya berikan pengalaman berwisata di dalam negri maupun di luar negri minimal tetangga Asean secara bergiliran karena berwisata akan memberikan pengalaman luar biasa termasuk belajar dari negara lain,” jelasnya.

Kompak di Rumah

Terus belajar hingga usia lanjut bukan sekedar peribahasa dalam keluarganya, karena kakak tertuanya yang wanita lebih memilih berkeluarga setamat SMA, padahal kedua orang tua ingin dia kuliah dulu untuk menjadi sarjana. Mendengar orangtuanya kecewa, kakak perempuan lainnya minta agar saudara-saudaranya sejak itu menikah setelah tamat kuliah.

“ Lucu juga kami delapan bersaudara malah berembuk masing-masing mau jadi sarjana apa. Kakak yang menikah juga langsung kuliah sambil berkeluarga dan sukses sampai tamat S3 dan malah jadi wakil rakyat hingga beberapa periode dari Golkar,” katanya.

Diakhir obrolan dia berharap anggota dan pengurus Foperlam bisa menjaga, meningkatkan akhlak dan moral, bersatu dan mencintai daerah Lampung dan ikut memberikan kontribusi di semua bidang di samping mempererat tali kekeluargaan, persatuan dan kesatuan Perempuan Lampung, tentunya.

“Ada 15 Kabupaten maupun kota di Provinsi Lampung dan keanggotaan terbuka bagi perempuan Lampung di perantauan maupun dari wilayah masing-masing sehingga Pemprov Lampung dan Foperlam bisa saling mendukung,” tegas Dr Djuariati Djahri Azhari. M.Pd.

 



Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Translate »