TEMPO.CO, Jakarta – Mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arcandra Tahar menjelaskan salah satu titik penting alur terbentuknya harga BBM di konsumen adalah Singapura sebagai pusat perdagangan minyak dunia. Sebelum merdeka pada 1965, kata dia, Singapura sudah dipilih perusahaan minyak Shell Belanda menjadu pusat distribusi BBM di kawasan Asia.
“Shell membangun tempat penyimpanan (storage), pencampuran (blending) dan pengisian BBM (bunkering) untuk kapal-kapal yang lewat Selat Malaka dan sekitarnya. Secara geografis letak Singapura memang sangat strategis. Kapal-kapal yang berlayar dari Eropa dengan tujuan Asia Timur akan melintasi Singapura,” tulis Arcandra melalui akun Instagram resminya @arcandra.tahar, Kamis, 13 Oktober 2022.
Menurut Arcandra, sebagai pusat distribusi BBM, peran sebagai penyedia storage, blending dan bunkering sudah cukup bagi Singapura untuk menarik kapal-kapal yang lewat untuk singgah. Namun, satu peran yang tercecer untuk mendapatkan nilai tambah yang optimal adalah belum adanya kilang minyak atau refinery. Oleh sebab itu, sejak tahun 1961 hingga 1973, Singapura membangun lima refinery sekaligus.
Baca: Cerita Arcandra Tahar Soal Alur Pembentukan Harga BBM, Produksi Seperti Membuat Rendang
Soal kebutuhan minyak mentah yang diolah oleh refinery itu, lanjut Arcandra, Singapura mendatangkannya dari negara negara Timur Tengah. Misalnya, Arab Saudi, Kuwait, UAE dan Qatar. Setelah diolah oleh refinery, BBM yang dihasilkan kemudian dijual ke negara-negara sekitar, seperti Jepang, Hongkong, China, Australia dan Indonesia.
“Pertanyaan menariknya, bagaimana Singapura bisa membangun 5 refinery dalam kurun waktu 12 tahun?” ujar Arcandra. Dia menilai, ada banyak faktor yang saling mendukung pembangunannya saat itu. Di antaranya, kejelian Singapura dalam melihat peluang di kawasan Asia.
Akan tetapi, lanjut Arcandra, faktor demand tidak cukup untuk mempercepat pembangunan refinery di Singapura. “Menurut literatur yang kami pelajari, kunci utamanya adalah insentif pajak yang diberikan negara kepada investor yang membangun kilang ini,” kata dia.
Adapun Singapura membebankan pajak selama lima tahun pertama beroperasi. Praktis, pengembalian modal akan jauh lebih cepat sehingga keekonomian projek menjadi sangat baik.
Setelah semua peran sebagai pusat distribusi BBM di Asia tercapai dan terjadi beberapa kali harga minyak yang jatuh dalam, Singapura melihat peluang lain untuk memajukan sektor energi mereka dengan membangun pusat perdagangan minyak dunia di negeri singa tersebut.
Recent Comments