
BANDAR SUNWAY, KL, bisniswisata.co.id: World Islamic Tourism & Trade Expo (WITEX 2025) yang berlangsung selama 3 hari resmi berakhir hari Minggu di Sunway Resort Hotel, Minggu diisi dengan Roundtable Meeting para CEO dan media internasional.
Konferensi Roundtable WITEX ini membahas peluang-peluang kerjasama yang konkrit di dunia Islam. Sapta Nirwandar, Ketua Indonesia Halal Lifestyle Center ( IHLC) misalnya mengusulkan pada forum terutama pada Dr Azmil Munif Bin Mohd Bukhari, Lembaga Pembangunan Langkawi untuk saling menarik wisatawan RI-Malaysia terutama pada Visit Malaysia Year 2026.
“ Langkawi seperti Balinya Indonesia maka cocok sekali untuk menjaring wisatawan RI dari Sumatra Barat, Medan, Riau untuk datang begitu juga sebaliknya, wisatawan Makaysia dapat meningkatkan kunjungan ke Sumbar, lihat pacu jalur yang mendunia di Riau dan banyak lagi,” kata Sapta Nirwandar.
Langkawi cocok untuk destinasi halal tourism karena kaya dengan keindahan alami dan legenda masa silam ini telah menampilkan diri sebagai salah satu daerah tujuan wisata yang paling populer di Malaysia. Geopark, cable car dan sport tourism juga menjadi andalan.
Pulau Langkawi, yang sering disebut sebagai “Permata Kedah”, merupakan salah satu destinasi paling mempesona di Malaysia, yang terkenal karena pemandangan alamnya yang memukau, warisan budaya yang semarak, dan kemewahannya.
Terletak di perairan Laut Andaman yang sebening kristal, Langkawi merupakan bagian dari kepulauan yang terdiri dari 99 pulau, masing-masing menawarkan pesona dan daya tariknya yang unik.
Di Langkawi, Malaysia memperkenalkan visinya untuk menjadi destinasi wisata Islam dan ekowisata unggulan dalam program Visit Malaysia Year 2026.
Berakhirnya ajang berskala internasional WITEX 2025 menandai tonggak penting dalam memposisikan Malaysia sebagai pusat global untuk pariwisata, budaya, perdagangan, dan investasi Islam yang dihadiri sedikitnya 12 negara terutama dari Asia Tengah seperti Uzbekistan, Kazakhstan, Azerbaijan.
Salah satu sorotan utama dari program tahun ini adalah mempertemukan para pemimpin industri, CEO dan pembuat kebijakan untuk mengeksplorasi strategi kolaboratif bagi pertumbuhan pariwisata Islam serta peluang perdagangan berkelanjutan.
Oleh karena itu Dato’ Sri Dr. Mohd Khalid Harun, Presiden Asosiasi Agen Tur & Perjalanan Malaysia (MATA) sebagai penyelenggara dan Ketua WITEX & WCAF 2025, menekankan dari awal pembukaan pada 22 Agustus lalu para CEO tak hanya sekadar diskusi melainkan membentuk masa depan pariwisata Islam dan memposisikannya sebagai mesin penggerak yang kuat bagi perkembangan ekonomi dan budaya global.
“Dengan meningkatnya permintaan wisata halal dan pasar wisata Muslim global yang diperkirakan mencapai US$300 miliar pada tahun 2030, KTT ini membuka jalan bagi kemitraan yang berdampak dan kemakmuran bersama,” jelasnya.
Perhelatan yang berlangsung di hotel mewah Sunway Resort Hotel dihadiri pula Nazli Ahmad yang mewakili CEO Alex Castaldi dari Sunway Hospitality. Dia mengungkapkan strategi branding dan positioning hotel sebagai destinasi halal tourism atau di Malaysia di sebut Islamic Tourism.
“ Disini branding kami adalah Integrated City dan dari Sunway Resort, Sunway Pyramid serta Sunway Lagoon sudah 1500 kamar & suites dengan kapasitas parkir hingga 9000 mobil. Ada tempat leisure yg sudah bersertifikat halal dan family friendly,” kata Nazli Ahmad.
Kawasan Bandar Sunway memang terintegrasi semua, depan hotel Sunway Hospitality Grup, ada hotel-hotel kecil yang tarifnya sangat terjangkau, jejeran resto, pertokoan bahkan mall, ada Medical Centre dengan jumlah tempat tidur capai 1000 unit, Sunway University dan international Schools dengan 23.000 pelajar, ada Convention Centres dan 60 an Venues untuk kegiatan bisnis MICE.
“ Bayangkan kalau kawasan Nusa Dua Bali bisa dipersiapkan dari awal sebagai integrated City seperti Sunway, mau yang mewah ada, yang harga terjangkau juga banyak,” kata Sapta Nirwandar.
Pada hari terakhir acara, ditampilkan berbagai presentasi menarik mengenai pariwisata Islam yang berfokus pada peluang, tantangan dan kisah sukses dari seluruh dunia. Dari Uzbekistan menyoroti warisan Jalur Sutranya sebagai magnet bagi wisata ramah muslim.
Negara Zambia memamerkan peluang investasi pariwisatanya, memposisikan dirinya sebagai garda terdepan baru Afrika untuk pariwisata Islam berkelanjutan dan infrastruktur perhotelan halal.
Lalu negara Kamboja mempromosikan situs bersejarahnya dengan layanan perhotelan halal yang ditingkatkan. Sementara itu, di negara Azerbaijan mempromosikan tentang destinasi kaya budaya dan warisan dengan infrastruktur ramah muslim.
Acara puncak World Cultural & Arts Festival (WCAF 2025) yang pertama di Sunway Resort berlangsung Senin Malam ini ( 25/8/2025).WCAF 2025 memamerkan kekayaan warisan global melalui pertunjukan, pengalaman kuliner dan pameran seni yang memperkuat komitmen Malaysia terhadap diplomasi budaya dan ekonomi kreatif.
Desainer kenamaan asal Sumbar, Emi Arlin akan membuka fashion show bertajuk AMARANGGANA diambil dari bahasa Sanksekerta yang berarti bidadari, menggambarkan kecantikan dan keindahan. Namun kecantikan yang berkarakter. Selain itu juga hadir penyanyi asal Sumbar pula, penampilan istimewa Vanny Vabiola, yang dikenal sebagai Celine Dion of West Sumatera, melalui lantunan suara merdunya.
Keberhasilan WITEX & WCAF 2025 dimungkinkan berkat dukungan dari Kementerian Pariwisata, Seni, dan Budaya (MOTAC), MyCEB, Batik Air, Etiqa Takaful, Tourism Selangor dan berbagai mitra internasional.
Pameran dan festival ini menjadi pembuka program Visit Selangor Year 2025 dan Visit Malaysia Year 2026 yang memperkuat peran Malaysia sebagai pemimpin dalam pariwisata Islam serta titik temu global budaya, seni dan perdagangan kata Dato’ Sri Dr. Mohd Khalid Harun
Recent Posts
- Booking Holdings Agrees to $9.5M Settlement in Texas ‘Junk Fees’ Lawsuit
- WITEX 2025 Berakhir, KTT Roundtable Sepakat Isi Peluang dan Investasi Bersama.
- ARC: July U.S. Air Ticket Sales Set Record
- Cathay Appoints Lam to Oversee Americas
- Kamboja Posisikan Diri sebagai Destinasi Wisata Ramah Muslim Terkemuka
Recent Comments