Alshaya Group, pengelola kedai kopi Starbucks di Timur Tengah, terpaksa melakukan pemutusan hubungan karyawan (PHK) terhadap 2.000 karyawannya. Alasan utama PHK itu adalah penurunan bisnis akibat aksi boikot produk yang terafiliasi Israel terkait konflik Israel-Hamas di Jalur Gaza, Palestina.
“Akibat dari kondisi perdagangan yang penuh tantangan selama enam bulan terakhir, kami telah mengambil keputusan yang sangat disayangkan dan sulit, yaitu untuk mengurangi jumlah rekan kerja di gerai Starbucks kami,” tulis Alshaya Group dalam sebuah pernyataan.
Alshaya Group memiliki kedai 1.900 gerai yang tersebar di 11 wilayah di Timur Tengah dan Afrika Utara.
Baca juga : Ini Cara Mengenali Kurma yang Diproduksi dan Diimpor dari Israel
Sementara itu, Starbucks juga sempat menggugat Workers United yang telah mengerahkan pekerja di 370 toko starbucks di Amerika Serikat untuk menyampaikan pesan boikot produk yang terafiliasi Israel.
Dilansir dari akun resmi Starbucks, perusahaan menekankan bahwa mereka adalah organisasi non politik dan membantah memberikan dukungan finasial kepada pemerintahan Israel.
Selain itu, Starbucks juga mengaku telah memutuskan kerja sama dengan Israel sejak 2003 lalu.
“Kami adalah perusahaan dengan misi yang berlandaskan pada kemanusiaan. Kami tidak suka kebencian. Kami sangat menolak kekerasan terhadap orang yang tidak bersalah. Nilai-nilai kami memberikan kinerja melalui kacamata kemanusiaan,” Ucap CEO Starbucks Laxman Narasimhan, dalam keterangan resminya. (Z-11)
Recent Posts
- Private aircraft almost lands at Florida Air Force Base by mistake
- Final report blames 2023 Michigan crash on ice and snow on the wings
- Framework agreement to remove 39% tariff on Swiss aviation goods
- Women in Aviation International announces 2026 Pioneer Hall of Fame Inductees
- Elk hunter finds missing Citation CJ2 engine cowling in Wyoming







Recent Comments