TEMPO.CO, Jakarta – Nilai tukar rupiah atau kurs yang ditransaksikan antar-bank pada perdagangan awal pekan, Senin, 10 Oktober loyo. Mata uang garuda bertengger di posisi Rp 15.282 atau melemah 31 poin (0,2 persen) dari perdagangan sebelumnya di level Rp 15.251 per dolar Amerika.
Pelemahan rupiah pada awal pekan ini sudah diprediksi Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi. Ibrahim menyatakan sepanjang hari ini, mata uang rupiah kemungkinan bergerak fluktuatif.
“Namun ditutup melemah di rentang Rp 15.240-15.290,” ujar Ibrahim, akhir pekan lalu, 7 Oktober.
Baca: Bank Indonesia Prediksi Kenaikan Harga BBM Masih Warnai Inflasi di Bulan Oktober
Pergerakan rupiah salah satunya dipengaruhi oleh faktor internal. Bank Indonesia (BI) sebelumnya melaporkan posisi cadangan devisa Indonesia pada September 2022 turun US$ 1,4 miliar menjadi US$ 130,8 miliar bila dibandingkan dengan Agustus.
Meski cadangan devisa turun, posisinya masih setara dengan pembiayaan 5,9 bulan impor atau 5,7 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. Devisa juga berada di atas standar kecukupan internasional sekitar tiga bulan impor.
“Selain itu, terkurasnya cadangan devisa lantaran terdapat kebutuhan untuk stabilisasi nilai tukar rupiah sejalan dengan masih tingginya ketidakpastian pasar keuangan global,” ujar Ibrahim.
ANTARA | RIRI RAHAYU
Baca: Selama Sepekan, Bank Indonesia Catat Modal Asing Masuk Rp 7,28 T
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini
Recent Comments