
POTSDAM, Jerman, bisniswisata.co.id: Siapa bilang mempromosikan budaya Indonesia harus lewat panggung megah dan anggaran besar? Pada Minggu, 4 Mei 2025 lalu, sebuah pameran tekstil batik yang hangat dan personal justru hadir dari ruang tamu seorang diaspora Indonesia: Tri Ambar Indriasti-Hafner.
Ambar—begitu ia biasa disapa—adalah Ketua Departemen Budaya dan Pariwisata dari Perhimpunan Eropa untuk Indonesia Maju (PERINMA). Ia membuka pintu rumahnya di Potsdam, Jerman, untuk menjadi ruang perjumpaan budaya.
Sekitar 60 tamu, baik warga lokal Jerman maupun komunitas Indonesia, menikmati pameran batik yang penuh cerita dan makna.
Ini adalah kali kedua Ambar selenggarakan acara serupa. Tahun lalu, ia memperkenalkan batik di Universitas Humboldt, lengkap dengan sesi belajar membatik bagi para mahasiswa.
Praktek cara memakai kain
Ambar bersama Sekretaris Jenderal PERINMA, Andi Tinellung,
Kali ini, ia membawakan pengalaman yang lebih intim dan langsung: memperlihatkan batik dari dekat, membagikan kisah di balik motifnya, serta menunjukkan bagaimana batik bisa tampil kasual dan tetap anggun dalam keseharian.
Acara ini membuat para tamu terpesona dan antusias, dengan banyak yang mengungkapkan kegembiraan tentang pengalaman budaya dan pembelajaran langsung yang mereka alami.
Ratusan batik yang dipamerkan berasal dari berbagai daerah di Jawa Tengah—mulai dari Banyumas, Tegal, Cirebon, hingga Lasem dan Solo—dan semuanya dibeli langsung dari pelaku UMKM lokal. Selain ingin mengenalkan batik, Ambar juga berkomitmen untuk mendukung usaha kecil menembus pasar Eropa, khususnya Jerman.
Tak hanya kain dan cerita, aroma nostalgia juga hadir lewat sajian khas Nusantara. Jajan pasar seperti klepon, pisang goreng, wajik, dan wingko babat menambah kehangatan suasana, menyatukan rasa dan budaya dalam satu momen yang akrab.
Sekretaris Jenderal PERINMA, Andi Tinellung, turut hadir bersama keluarganya dan mendukung penuh acara ini. Bagi Ambar, dukungan dari keluarga dan komunitas adalah bahan bakar semangat.
Memompa semangat untuk terus mempromosikan kekayaan budaya Indonesia di luar negeri. Baginya, keterlibatan dalam PERINMA bukan sekadar organisasi, tapi juga wadah untuk menyalurkan cinta dan bangga pada tanah air.
Recent Comments