Rupiah Melemah 2,24 Persen terhadap Dolar, Ringgit Malaysia 10,2 Persen


TEMPO.CO, Jakarta -Bank Indonesia mencatat, pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat masih terkendali hingga 30 September 2022. Depresiasi rupiah tidak sedalam nilai tukar mata uang negara setara lainnya.

Hingga kemarin, rupiah telah terdepresiasi sebesar 2,24 persen secara point to point terhadap dolar AS dibandingkan dengan akhir Agustus 2022 dan terdepresiasi 6,40 persen year to date dibandingkan dengan level akhir 2021.

“Depresiasi yang dialami rupiah relatif lebih aman dan rendah dibanding negara lain,” kata Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia Wahyu Agung Nugroho di Bali, Sabtu, 1 Oktober 2022.

Bila dibandingkan dengan depresiasi mata uang sejumlah negara berkembang lainnya, depresiasi rupiah memang lebih kecil, sebab rupee India terdepresiasi 8,65 persen, ringgit Malaysia 10,16 persen, dan bath Thailand 11,36 persen secara poin to poin pada periode yang sama.

Depresiasi terdalam dialami mata uang lira Turki yang mencapai 44,10 persen secara point to point. Diikuti mata uang yen Jepang sebesar 14,44 persen, euro sebesar 11,16 persen, won Korea Selatan 9,94 persen, dan peso Filipina sebesar 8,15 persen.

Wahyu berujar, perkembangan kurs rupiah yang tetap terjaga tersebut ditopang oleh pasokan valas domestik dan persepsi positif terhadap prospek perekonomian domestik, serta langkah-langkah stabilisasi Bank Indonesia.

“Kami yakini dengan kebijakan operation twist yang kita lakukan didukung kenaikan suku bunga BI 7 days repo kemarin ke depan rupiah akan lebih stabil,” kata Wahyu.

Menurut Wahyu, pelemahan rupiah yang terus terjadi saat ini masih dipicu oleh kekhawatiran pelaku pasar keuangan terhadap ketidakpastian ekonomi global yang dipicu ancaman resesi global, tingginya inflasi, serta tren pengetatan suku bunga acuan di Amerika Serikat.

Oleh sebab itu, dia menekankan, ke depan, Bank Indonesia akan terus memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah sesuai dengan nilai fundamentalnya untuk mendukung upaya pengendalian inflasi dan stabilitas makroekonomi.

“Memang tekanan yang terjadi saat ini tidak terlepas dari tekanan yang bersumber dari ketidakpastian di pasar keuangan global,” ujar Wahyu.

Sebagai informasi, berdasarkan kurs acuan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS kemarin berada di level Rp 15.232 per dolar AS, membaik dari posisi hari sebelumnya Rp 15.247.

Baca Juga: BI: Tekanan terhadap Rupiah Disebabkan Ketidakpastian Pasar Keuangan Global

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.





Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Translate »