Recteur Mesjid Besar Paris dan IHLC Siap Berkolaborasi dan Bersinergi


Sapta Nirwandar dengan Chems-Eddine Hafiz

JAKARTA, bisniswisata.co.id: Pertemuan Ketua Indonesia Halal Lifestyle Center ( IHLC) Sapta Nirwandar dengan Chems-Eddine Hafiz, imam Mesjid Besar atau Mesjid Raya Paris yang di kenal dengan La Grande Mosquee de Paris menghasilkan peluang kerjasama sertifikasi halal antara kedua negara.

” Di Paris, imam besar Mesjid Raya Paris ini disebut Recteur karena sekaligus mengurus kehidupan beragama umat Muslim di Prancis dan menjabat sebagai Presiden Dewan Muslim Prancis yang dibentuk tahun 2002,” ungkap Sapta Nirwandar

Dalam kunjungannya ke Paris 26 Juli 2022 lalu, Sapta mengatakan masalah sertifikasi pemotongan hewan menjadi bahasan utama bersama Recteur Chems-Eddine Hafiz mengingat lebih dari 6 juta orang penduduk Perancis beragama Islam.

” Masalahnya Perancis adalah negara yang menganggap agama adalah urusan pribadi dan dalam pemotongan hewan sistem stunning  yang menyebabkan hewan pingsan sementara dan lemah, tidak menyebabkan kematian atau cedera permanen dan bertujuan mempermudah pemotongan menjadi kontroversi,”

Sapta menambahkan bahwa makanan halal, kosmetika dan farmasi serta Halal Tourism menjadi perhatian sang imam selain masalah sertifikasi yang juga membuka peluang kerjasama impor/ekspor diantara kedua negara 

Begitu pula dalam hal Halal Tourism, Indonesia dikenal sebagai negara yang memiliki keindahan alam terutama  taman laut yang indah, keindahan alam dan seni budaya dimana seorang Muslim dapat melakukan tadabur alam sesuai ajaran di dalam Al-Quran.

” Perancis pusat destinasi wisata dunia sehingga jika Indonesia mempromosikan wisata halal bagi 6 juta lebih Muslim Perancis maka mereka diyakini  berminat untuk datang berwisata ke Indonesia,” kata Sapta.

Indonesia sebagai pusat modest fashion serta Paris sebagai pusat mode dunia juga menjadi perhatian Recteur untuk membuka kerjasama dibidang fesyen Muslim yang menjadi unggulan Indonesia dalam industri halal global.

” Terakhir beliau ingin memperdalam kehidupan beragama di Indonesia dan berencana membuat rangkaian webinar tentang keunggulan RI di industri halal global mengingat Indonesia adalah negara Muslim terbesar di dunia,” kata Sapta Nirwandar.

Masjid Raya Paris, atau Grande Mosquee de Paris, merupakan masjid tertua dan terbesar di Paris, Perancis. Masjid tersebut sudah ada sejak 19 Oktober 1922 dibangun usai Perang Dunia pertama untuk penghormatan kepada 1.000 pejuang Muslim yang tewas membela negara tersebut.

Pembangunan masjid berlangsung hingga 15 Juli 1926. Saat ini sejumlah travel agent Indonesia yang mengemas paket Halal Tourism secara rutin berkunjung ke grande Mosquee de Paris ini.

Pemerintah Perancis  membangun institut Muslim global dan keputusan tersebut terjadi pada Desember 1916, tepatnya saat Pemerintah Perancis mendapati banyak sekali pejuang Muslim yang tewas di Verdun dalam Pertempuran Verdun untuk membela Perancis 

 

Grande Mosquee de Paris ( Foto: Bobby)

Masjid Raya Paris di Perancis memiliki gaya arsitektur yang unik layaknya tembikar Hispano-Moresque dan didominasi oleh sebuah menara masjid setinggi 33 meter.

Menara tersebut terinspirasi dari menara Masjid Al-Zaytuna di Tunisia dengan teras masjid yang menutupi lahan seluas 7.500 meter persegi dikelilingi oleh arkade yang dipahat mirip seperti kompleks istana Alhambra di Granada, Spanyol.

Ruang shalat masjidnya memiliki dekorasi yang rumit, dan karpet yang luar biasa. Mengutip Mosqpedia.org, masjid tersebut terinsipari dari gaya arsitektur Spanyol-Moor.

Dalam pembuatan dekorasi yang rumit, banyak pengrajin asal Afrika Utara dipekerjakan untuk membuatnya dengan bahan-bahan bangunan tradisional. Tak heran warga Muslim asal Afrika banyak yang kini menjadi warga Perancis.

Masjid Raya Paris sekaligus menjadi tujuan wisata sekaligus memiliki fasilitas pemandian umum khas Turki (hammam) khusus untuk wanita, restoran Aux Portes de l’Orient, ruang untuk menikmati teh yang juga menjual berbagai macam kue (pastry) yang lezat dan toko yang mirip dengan pasar (souk).

Selain dijadikan sebagai tempat ibadah dan sarana pariwisata, Masjid Raya Paris juga memiliki fungsi sebagai sekolah Islam dengan perpustakaan sendiri.

Mesjid juga memiliki sejarah kemanusiaan yang kuat  karena saat Jerman menduduki  Paris pada 1940–1944, masjid ini dijadikan sebagai tempat berlindung para pejuang perlawanan, serta keluarga dan anak-anak Yahudi.

Saat umat Yahudi dilindungi di dalam masjid, mereka diberikan sertifikat identitas yang menyatakan bahwa mereka Muslim dan sekitar 500 hingga 1.600 umat Yahudi Afrika Utara dan Eropa diselamatkan dari penyiksaan para Nazi pada saat itu.

 



Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Translate »