TEMPO.CO, Jakarta – Kementerian Perdagangan atau Kemendag mengingatkan kalangan pengusaha supaya memanfaatkan fasilitas kerja sama Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership (IA-CEPA) demi meningkatkan kinerja ekspor ke negara tersebut. Terutama karena saat ini neraca dagang Indonesia dan Australia masih defisit.
Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag Didi Sumedi menyatakan selama ini Australia selalu menjadi mitra dagang penting Indonesia. Namun, kinerja ekspor ke negara tersebut masih perlu ditingkatkan karena potensinya yang sangat besar.
“Bagi Australia, Indonesia adalah hub di Asia Tenggara serta pintu gerbang utama dalam mengakses pasar Asia. Sedangkan, bagi Indonesia, Australia memiliki posisi khusus sebagai pintu gerbang kawasan pasifik yang lebih luas lagi,” kata Didi dikutip dari keterangan tertulis, Sabtu, 22 Oktober 2022.
Baca: RI Lirik Perluasan Pasar Ekspor ke Australia Lewat Penguatan Perjanjian Dagang
Data Kemendag menunjukkan sejauh ini kinerja ekspor Indonesia ke Australia masih lebih rendah dibandingkan kinerja impornya. Pada periode Januari – Agustus 2022 ekspor Indonesia ke Australia sebesar US$ 2,34 miliar. Sedangkan, impor Indonesia dari Australia sebesar US$ 6,25 miliar.
Tapi dari sisi total perdagangan Indonesia-Australia pada periode tersebut tercatat mengalami peningkatan. Pada Januari – Agustus 2022 sebesar US$ 8,59 miliar atau meningkat 8,34 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Dari nilai tersebut, komoditas ekspor utama Indonesia ke Australia adalah minyak bumi, peralatan televisi, kayu, pupuk, serta besi dan baja.
Recent Comments