Kemandirian Ada yang Tidak Sehat, Ini Tandanya


SELAMA ini sifat mandiri selalu dipuji. Namun nyatanya, terdapat bentuk kemandirian yang dianggap tidak sehat.

 

Terri Bacow, Ph.D., psikolog perilaku-kognitif Amerika Serikat (AS) yang juga penulis Goodbye, Anxiety: A Guided Journal for Overcoming Worry menyebutkan ciri kemandirian yang sehat. “Tingkat kemandirian yang sehat ditandai dengan kepercayaan diri, dalam arti ‘Saya merasa nyaman dengan kemandirian saya, saya merasa nyaman dengan hal-hal yang dapat saya lakukan sendiri tanpa bantuan, dan saya juga dapat mengandalkan orang ketika saya butuh bantuan,” kata Bacow, seperti dikutip dari situs kesehatan dan kecantikan Shape.

 

Lebih lanjut, ia mengatakan jika kemandirian yang sehat adalah kemampuan yang dapat mengenali kondisi untuk menjadi mandiri dan kondisi untuk menerima atau mencari bantuan orang lain. Sebaliknya, kondisi yang tidak dapat mengenali dan mengakui kebutuhan akan bantuan orang lain, disebut hyper-independence.

 

Simone Saunders, M.S.W., ahli terapi trauma mengungkapkan mereka yang sangat mandiri atau hyper-independence biasanya memiliki rasa takut atau ketidaknyamanan yang luar biasa karena membiarkan orang lain mendukung atau membantu mereka.

 

“Seseorang yang sangat mandiri mungkin membuat mereka tidak ingin melibatkan atau meminta bantuan pada pasangan mereka untuk mendapatkan dukungan emosional pada saat mereka benar-benar bergumul dengan stres pekerjaan dan krisis keluarga besar,” kata Saunders. 

 

Menurutnya, hyper-independence patut diwaspadi bukanlah sifat kepribadian. Kemandirian yang berlebihan berasal dari sifat bertahan hidup yang dikembangkan melalui pengalaman buruk antargenerasi, masa kanak-kanak, atau dewasa.

 

Beberapa pengalaman masa kanak-kanak yang menghasilkan kemandirian yang berlebihan adalah pengabaian emosional atau fisik masa kanak-kanak. Pengabaian emosional adalah ketika orangtua tidak cukup menanggapi kebutuhan emosional anak selama periode perkembangan otak– dan pola pengasuhan anak, ketika anak-anak memikul tanggung jawab yang tidak seharusnya mereka pikul di usia mereka.

 

Misalnya, anak-anak sudah harus menjadi mediator bagi keluarga atau terlibat dalam keputusan keuangan. Pengalaman ini memberi kesan pada anak bahwa orangtua mereka adalah sumber stabilitas dan keamanan yang tidak dapat diandalkan.

 

Tak hanya itu, lingkungan juga bisa membentuk Anda menjadi seseorang yang memiliki kemandirian yang berlebihan. Bacow mengatakan kebutuhan akan kontrol dan kecenderungan perfeksionis dapat terbungkus dalam kemandirian yang berlebihan. “Ada perasaan, kalau saya tidak menyertakan orang lain, saya dapat memiliki kendali penuh atas hasilnya,” kata Bacow. 

 

Para ahli juga menyebut ada dampak negatif dari kemandirian yang berlebihan. Berikut di antaranya:

 

  1. Di Lingkungan Kerja

Menjadi terlalu mandiri dapat memengaruhi banyak bagian dari kehidupan seseorang.  Menurut Bacow, di tempat kerja, orang yang sangat mandiri dapat menolak bantuan, yang dapat menyebabkan kesalahan atau mengambil tanggung jawab di luar kapasitasnya.

 

2. Di Hubungan Interpersonal

Dalam hubungan interpersonal, seseorang yang terlalu mandiri dapat melemahkan ikatan.  “Katakanlah seorang teman menawarkan untuk membantu dan Anda menolak tawaran itu. Itu bisa merusak ikatan dan hubungan,” kata Bacow. Orang yang sangat mandiri juga dapat membangun identitas mereka dengan menjadi lajang, tambahnya.

 

3. Dampak Internal

Konsekuensi dari terlalu mandiri juga bisa bersifat internal.  “Ada banyak kelelahan emosional dan kelelahan yang terkait dengan kemandirian yang berlebihan. Hyper-independence bisa sangat mengasingkan, jadi kesepian adalah keluhan umum dari mereka yang bergumul dengan ini,’ kata Saunders.

 

4. Dampak Kesehatan Mental

Kesehatan mental juga dapat berdampak negatif akibat Anda terlalu mandiri. “Kemandirian yang berlebihan dapat menjadi penyebab dan akibat dari kesulitan kesehatan mental.  Pada titik tertentu, ini berkembang sebagai strategi bertahan hidup untuk membantu Anda tetap aman. Namun, setelah bahayanya hilang, strategi itu tetap ada dan bertahan. Oleh karena itu, ini menciptakan lingkaran umpan balik negatif,” kata Saunders.

 

Kemandirian berlebihan dapat berkontribusi pada masalah kesehatan mental seperti kecemasan dan depresi, kata Bacow.  Misalnya, orang yang sangat mandiri mungkin mengalami kelelahan, dan kelelahan dapat menjadi faktor risiko untuk mengembangkan depresi atau kecemasan. 

 

Pada saat yang sama, orang yang memiliki kondisi tersebut terutama kecemasan yang tinggi, mungkin juga memiliki peluang lebih tinggi untuk menjadi sangat mandiri, menurut Bacow.  Misalnya, seseorang dengan kecemasan yang tinggi bisa jadi sangat produktif atau perfeksionis.  Ini mungkin membuat mereka terlalu banyak bekerja tanpa dukungan yang memadai karena takut gagal menyenangkan atasan mereka. (M-1)






Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Translate »