TEMPO.CO, Jakarta – PT Kioson Komersial Indonesia Tbk (KIOS) gencar menambah gudang di sejumlah daerah seiring dengan transaksi jual beli daring yang terus meningkat. Emiten berbasis teknologi online to offline ini berfokus pada pengembangan UMKM dan toko kelontong.
CEO KIOS Andrew mengatakan maraknya transaksi jual-beli daring berbanding lurus dengan kebutuhan logistik dan fulfillment center, terutama bagi para pelaku usaha yang menginginkan ongkos kirim lebih murah serta berjualan tanpa perlu memikirkan stok barang.
“Kami terus berkomitmen untuk menambah gudang di beberapa wilayah Indonesia, seperti di Batu Retno Wonogiri, Juw iring Klaten, dan Gemolong Sragen. Sampai Maret 2022, KIOS telah memiliki 145 gudang dengan 92.789 mitra warung UMKM dan akan terus diperluas oleh perseroan,” ujar Andrew dalam keterangan di Jakarta, Selasa, 2 Agustus 2022.
Demi mempermudah upaya menambah gudang, KIOS tengah menggelar penambahan modal dengan memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau right issue.
Perseroan menerbitkan sebanyak-banyaknya 358,61 juta saham baru dengan harga nominal Rp100 per lembar saham. Adapun harga pelaksanaan right issue itu dibanderol Rp300 per lembar saham.
“Kalau sesuai target right issue di Rp107,58 miliar untuk penambahan gudang. Maunya kita di 2022 kita bisa memiliki 1.000 gudang,” kata Andrew.
Ia menambahkan berkat strategi yang dijalankan selama ini, perseroan sukses membalikkan kinerja keuangan. Mengutip laporan keuangan konsolidasi perusahaan untuk 2021, perseroan membukukan laba bersih sebesar Rp2,5 miliar, setelah mengalami kerugian pada tahun sebelumnya sebesar Rp41,9 miliar.
Teranyar, perseroan meluncurkan layanan sameday delivery yang menjangkau 25 kota di seluruh Indonesia. Langkah itu diambil usai KIOS menggaet 350 brand usaha kecil dan menengah (UKM) ke dalam ekosistemnya. Beberapa brand yang bergabung seperti Gamal Men, Dew It Skin, Edifier, Moft, ARBIT, Rise & Shine by Raisa, Herbami by DJ Katy, Vinyx, Toffin, Forge Active Wear, dan lainnya.
Menurut Andrew, kehadiran layanan itu tentunya akan semakin mempermudah alur distribusi barang.”Barang dapat bergerak lebih cepat dan lebih dekat kepada konsumen, ongkos kirimnya pun bisa ditekan agar lebih murah,” ujar Andrew.
Berbagai ekspansi bisnis yang dilakukan perseroan tidak lepas dari tingginya potensi perdagangan daring di Indonesia, bahkan Asia.
Analisis dari RedSeer menyebut, Indonesia diprediksi menjadi kontributor pertumbuhan utama pasar e-commerce di Asia Pasifik yang mencapai 137,5 miliar dolar AS pada 2025. Dengan estimasi tersebut, Indonesia berkontribusi sebanyak 59 persen dari total nilai transaksi Asia Pasifik sebesar 231 miliar dolar AS.
Baca Juga: Kioson Luncurkan GudangPintar.id, Bangun 1.000 Fulfillment Center di 2021
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.
Recent Comments