TEMPO.CO, Jakarta -Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Tauhid Ahmad melihat perkembangan inflasi sudah relatif turun. Jika inflasi pada September 2022 sebesar 1,17 persen month to month, Tauhid memproyeksikan inflasi pada Oktober 2022 di bawah angka satu persen.
“Memang year on year-nya tinggi 5,95 persen, tapi month to month saya kira akan kembali ke sekitar di bawah satu, mungkin sekitar 0,2 atau 0,3 persen pada Oktober 2022,” ujar dia melalui sambungan telepon pada Sabtu, 29 Oktober 2022.
Menurut Tauhid, inflasi Oktober menurun, karena efek dari kenaikan Bahan Bakar Minyak atau BBM sudah mulai mereda. Namun, kata dia, kemungkinan akan tetap tumbuh pada bulan-bulan berikutnya sekitar 0,6 atau 0,5 persen.
Tauhid pun memprediksi inflasi year on year-nya masih di atas 4, bisa sekitar 4,7 atau 4,8 persen dan akan turun lagi. “Dibandingkan bulan Agustus inflasi year on year 4,69, saya kira lebih tinggi masih di atas itu, mungkin paling tinggi 5 persen di Oktober puncaknya, kalau kemarin kan hampir 6 persen ya,” kata Tauhid.
Sedangkan untuk komoditas penyumbang inflasi paling tinggi Oktober, Tauhid berujar, masih BBM dan angkutan dalam kota. Sementara untuk komoditas kalau melihat sebarannya yaitu bawang merah, beras, dan tembakau ada tapi relatif lebih kecil.
“Untuk komoditas deflasi di antaranya adalah minyak goreng, ikan segar kemungkinan deflasi, dan cabai kemungkinan deflasi,” kata dia.
Bulan lalu, Badan Pusat Statistik (BPS) merilis angka inflasi Indonesia 1,17 persen pada September 2022 month-to-month. Adapun, komoditas utama penyumbang inflasi adalah harga BBM, beras dan angkutan dalam kota.
Kepala BPS Margo Yuwono mengatakan sebanyak 88 kota mengalami inflasi. “Inflasi September sebesar 1,17 persen, tertinggi sejak Desember 2014,” kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono, Senin 3 September 2022.
Dengan inflasi September naik 1,17 persen maka laju inflasi secara tahunan sudah menembus 5,95 persen. Margo mencatat Bukittinggi menjadi kota dengan inflasi tertinggi dengan penyumbang utama BBM dan beras.
Baca Juga: Bank Indonesia Proyeksi Inflasi Oktober 2022 0,05 Persen, Bensin Masih Penyumbang Terbesar
Recent Comments