GUBERNUR Jawa Tengah Ganjar Pranowo meluncurkan Kredit Gerakan Pemuda (GP) dan Bima Mobile Banking serta QRis Bank Jateng di Pasar Induk Wonosobo, Jumat (28/10). Ganjar berharap kredit ini mendorong munculnya entrepreneur muda baru.
Selama ini, kata Ganjar, sudah banyak kredit murah yang diberikan dan ditujukan pada pengusaha kecil dan mikro. Harapannya, Kredit GP akan menarik lebih banyak pemuda dan startup baru ke dunia usaha.
“Kalau ada atau memerlukan akses terkait perbankan, Bank Jateng bisa membantu untuk memberikan fasilitas itu. Kalau sekarang situasinya musti memperkuat bersama-sama agar ekonominya bisa bangkit maka musti kita ciptakan lebih banyak entrepreneur,” kata Ganjar usai peluncuran.
Peluncuran Bima Mobile Banking dan QRis Bank Jateng juga diharapkan dapat mempermudah nasabah Bank Jateng menggunakan fasilitas dengan model cashless. QRIS penting untuk mulai disebarkan dan disosialisasikan agar cara pembayaran cashless bisa lancar.
“Masyarakat itu kalau ke pasar nanti tidak harus membawa uang, sehingga yang biasanya rawan copet, hilang, duitnya banyak cukup menggunakan handphone-nya saja dan itu bisa dilakukan dengan baik,” ungkap Ganjar.
Di kesempatan itu, Ganjar sempat berdialog dengan dua pedagang di Pasar Induk Wonosobo. Keduanya merupakan pedagang yang pernah dan sedang mengambil kredit di Bank Jateng untuk tambahan modal usaha.
Baca juga: Ganjar Ajak Generasi Muda untuk Menjawab Tantangan Besar Bangsa
Pertama adalah Karnawati, penjual nasi di pasar itu pernah meminjam ke Bank Jateng sebesar Rp 100 juta dan lunas dalam kurun waktu dua tahun. Omzetnya saat ini sudah mencapai Rp 2 juta per hari.
Pedagang lainnya bernama Qowiyah yang menjual gula merah. Ia meminjam ke Bank Jateng sebesar Rp 225 juta untuk modal usaha. Kreditnya itu saat ini masih jalan dan usahanya perlahan mulai berkembang.
Ganjar juga sempat menyinggung mengenai sejarah Pasar Induk Wonosobo yang merupakan hasil perjuangan panjang. Selama proses pembangunan banyak ditemukan kendala, mulai pedagang yang tidak kompak sampai kontraktor yang bermasalah.
Namun setelah pendampingan yang dilakukan oleh Pemprov Jateng akhirnya pasar itu sekarang sudah menjadi tepat berdagang yang bersih dan nyaman.
“Jadi pasar ini pasar dengan sejarah perjuangan yang panjang dan hari ini hasilnya bagus. Mudah-mudahan pedagang bisa menikmati, rukun, terus kemudian berdoa agar rezeki dari pasar ini melimpah dan barokah,” katanya.
Di sisi lain, Ganjar menyampaikan kondisi harga bahan pokok di Jawa Tengah saat ini relatif stabil. Komoditas seperti bawang merah dan bawang putih yang harganya sempat melonjak saat ini mulai terkendali. Sebab suplai mulai banyak dan panen dari petani mulai ada sehingga kebutuhan pasar dapat terpenuhi.
Ganjar mengimbau agar tetap hati-hati mengenai volatile food ini. Sebab faktor-faktor eksternal seringkali menjadi penyebab harga tiba-tiba melonjak. Untuk itu pantauan melalui aplikasi SiHati harus terus dilakukan, termasuk juga laporan dari kabupaten/kota.
“Termasuk kita bekerja sama dengan kabupaten/kota atau provinsi lain di luar Jawa Tengah agar kita tahu jika terjadi sesuatu yang membikin gejolak harga, beberapa komoditasnya bisa kita saling tukar. Inilah menjaga kestabilan bersama sehingga nanti tingkat nasionalnya kita akan bisa berkontribusi mengendalikan inflasi,” ungkapnya. (RO/OL-09)
Recent Comments