TEMPO.CO, Jakarta – Kementerian Perdagangan menilai ekonomi global yang diprediksi gelap tahun depan justru merupakan tantangan positif bagi Indonesia. Sebab, situasi tersebut membuka peluang bagi Indonesia untuk menggenjot ekspor.
“Di samping gelap, suatu opportunity. Itu peluang kita buat ekspor,” ujar Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan Veri Anggrijononya saat ditemui di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD, Tangerang pada Rabu, 19 Oktober 2022.
Ia menjelaskan bila terjadi resesi pada 2023, Indonesia dapat menyasar ekspor ke pasar negara-negara baru, khusus yang tidak masuk ke dalam daftar negara terancam resesi menurut Indonesia Monetary Fund (IMF). “Negara-negara yang berpenduduk besar dan mempunyai kemampuan finansial,” kata Veri.
Baca: BPS Beberkan Kondisi Ekspor RI ke Cina Selama Pandemi dan Perang Rusia-Ukraina
Adapun Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas mengatakan pemerintah ke depan harus lebih menyasar pasar ekspor non-tradisional, yakni India, Pakistan, Bangladesh, Afrika, Asia Selatan, Asia tengah, Afrika.
Di samping itu, Zulkifli mengatakan pemerintah kini berkewajiban meningkatkan ekspor dalam rangka menjaga surplus perdagangan. Selain memperluas pasar ekspor, Kemendag juga akan mendorong bisnis para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Karena, kata Veri, UMKM terbukti banyak menopang kinerja ekspor pada masa pandemi Covid-19.
Nilai ekspor pada September 2022 ini memang telah turun sebanyak 10,99 persen dibanding Agustus 2022 (MoM) menjadi US$ 24,80 miliar. Menurut Zulkifli, penurunan nilai ekspor disebabkan turunnya permintaan dan harga komoditas di pasar global. “Ditambah turunnya ekspor produk unggulan Indonesia,” ujarnya.
Recent Comments