IKATAN Dokter Anak Indonesia (IDAI) merekomendasikan kepada masyarakat agar tidak mengonsumsi obat paracetamol sirup pada anak untuk sementara waktu.
Hal ini sebagai bentuk kewaspadaan dini terhadap kasus gangguan ginjal akut progresif atipikal (Atipical Progressive Acute Kidney Injury/AKI) yang tengah terjadi di sejumlah daerah.
“Ada dugaan dari kasus Gambia Afrika, karena paracetamol sirup. Untuk kewaspadaan dini, diputuskan bahwa masyarakat diimbau sementara hindari konsumsi obat sirup paracetamol,” ujar Ketua Pengurus Pusat IDAI Piprim Basarah Yanuarso, Selasa (18/10).
Baca juga: Kemenkes Akui tak Mudah Cari Penyebab Kasus Gagal Ginjal Akut pada Anak
“Kita belajar dari kasus Gambia, sambil kita cari buktinya. Benar atau tidak di Indonesia terjadi hal yang sama. Yang kita hadapi adalah obat sirup yang mengandung etilen glikol,” imbuhnya.
Upaya tersebut sebagai pembelajaran dari kasus di Gambia Afrika, yang menemukan obat sirup paracetamol terkontaminasi Dietilen Glikol (DEG) dan Etilen Glikol (EG).
Piprim juga menceritakan satu kasus dari seorang ibu di Yogyakarta yang memiliki 4 anak. Di mana, 3 orang anaknya mengalami batuk dan pilek hingga menular ke adiknya.
Ketiga kakak tersebut diberikan obat paracetamol sirup dan menunjukkan respons yang baik hingga sembuh. Namun, adiknya yang berusia 7 bulan tidak diberi apapun, namun terkena AKI.
Baca juga: Bertambah, Kasus Gangguan Ginjal Akut Jadi 180 Orang
“Tidak dikasih apa-apa terkena AKI dan kemudian meninggal. Kita belum konklusif karena paracetamol sirup, belum sepenuhnya ke situ. Sebab, ada yang terkena AKI berat dan tidak disebabkan paracetamol sirup,” pungkasnya.
“Artinya, kita belum bisa menyimpulkan ke satu penyebab tunggal. Masih dilakukan investigasi, bisa juga karena MIS-C, karena laporan profil daerah berbeda-beda,” sambung Piprim.
Diketahui, risiko dari gangguan ginjal akut ialah cepatnya perburukkan dari kondisi anak yang sehat, dalam waktu 3-5 hari tidak mengeluarkan urin.(OL-11)
Recent Comments