Profil Indofarma, Perusahaan Farmasi yang Produksi Vaksin Covid-19 IndoVac


TEMPO.CO, JakartaPresiden Jokowi meluncurkan vaksin Covid-19 buatan Indonesia di Bandung, pada Kamis, 3 Oktober 2022. Vaksin yang dinamai IndoVac ini buatan perusahaan Indofarma memiliki kapasitas produksi mencapai lebih dari 20 juta untuk tahun ini.

Jokowi menyebutkan, kapasitas produksi vaksin IndoVac ini akan meningkat sebanyak 40 juta untuk tahun depan. Selesai produksi IndoVac ini menunjukkan bahwa Indonesia memiliki kemandirian  dalam urusan vaksin Covid-19.

Presiden Joko Widodo pun memuji hasil kerja keras dari para tenaga kerja yang memproduksi vaksin IndoVac. “Produksi IndoVac ini memakan waktu dari awal pandemi Covid-19 sampai sekarang, yaitu selama 1,5 tahun yang selama prosesnya diam tidak pernah bersuara, lalu langsung jadi IndoVac,” ujar Jokowi.

Dari sini, Jokowi langsung memberikan perintah kepada Menteri BUMN, Erick Thohir dan Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin untuk selalu mendorong Bio Farma dan anak usahanya, Indofarma. Dengan begitu, nantinya, perusahaan farmasi ini dapat dengan sungguh-sungguh menghasilkan pendapatan yang semakin besar bagi negara.

Baca: Indofarma Andalkan Penjualan Vaksin Covid di Tahun Depan

Profil Indofarma Produksi Vaksin Covid-19, IndoVac

PT Indonesia Farma Tbk atau biasa dikenal dengan Indofarma adalah anak usaha dari Bio Farma yang melakukan bisnis di bidang farmasi dan alat-alat kesehatan. Sampai pada 2020, perusahaan farmasi ini telah memproduksi sebanyak 222 jenis obat dan 106 jenis alat kesehatan. Jenis obat yang dibuat oleh Indofarma relatif lengkap, mulai dari obat bebas (paracetamol) sampai obat keras yang memerlukan resep dokter dalam pembeliannya. 

Perusahaan farmasi Indofarma ini mulai mencatatkan sejarahnya pada 1918 sebagai pabrik salep dan kasa pembalut di Centrale Burgerlijke Ziekenhuis Yang sekarang bernama RS Cipto Mangunkusumo. Kemudian, pada 1931, pabrik salep dan kasa pembalut tersebut dipindahkan ke Kebon Manggis, Matraman, Jakarta Timur dan mulai mencoba untuk memproduksi tablet dan injeksi.

Pada masa pendudukan Jepang di Indonesia, pabrik ini dikelola oleh Takeda Pharmaceutical Company. Lalu pada 1950, setelah Indonesia merdeka, pabrik ini diambil alih oleh Departemen Kesehatan dan berubah nama menjadi Pusat Produksi Farmasi. Dari sini, pabrik ini mulai membuat obat-obat esensial. 

Mengutip dari indofarma.id, pada 11 Juli 1981, status perusahaan ini berubah menjadi perusahaan umum (perum) dengan nama Indonesia Farma yang disingkat atau lebih dikenal dengan Indofarma. Tujuh tahun kemudian, perusahaan farmasi ini mulai membangun pabrik baru dengan luas 200 hektare di Cibitung, Bekasi yang mulai dioperasikan tiga tahun kemudian. 

Pada 1996, status perusahaan ini bukan lagi perum melainkan persero. Lalu, pada 2000, Indofarma telah melakukan ekspansi bisnis ke bidang distribusi dan perdagangan farmasi dengan mendirikan PT Indofarma Global Medika (IGM). Satu tahun kemudian, pada 17 April 2001, perusahaan ini resmi bertengger di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya. 

Indofarma secara terus-menerus melakukan inovasi baru. Pada 2012, perusahaan ini mulai mengkomersialisasikan unit usahanya yang memproduksi peralatan pabrik farmasi dengan nama Indomach. Kemudian, pada 2013, melalui IGM, Perusahaan ini mendirikan PT Farmalab Indoutama dalam rangka memperluas bisnis di bidang laboratorium pengujian ekuivalensi dan klinis. Pada 31 Januari 2020, secara resmi, pemerintah menyerahkan sebagian besar saham Indofarma ke Bio Farma, sebagai bagian dari upaya untuk membentuk holding BUMN di bidang farmasi. 

RACHEL FARAHDIBA R 

Baca juga: Jokowi Luncurkan IndoVac Vaksin Covid-19 Buatan Dalam Negeri

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.





Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Translate »